Penculikan anak dapat berdampak buruk bagi korban, baik secara fisik, mental, maupun emosional. Dampak fisik yang dapat terjadi pada korban penculikan anak antara lain:
- Luka-luka akibat kekerasan fisik
- Trauma
- Kekurangan gizi
Dampak mental dan emosional yang dapat terjadi pada korban penculikan anak antara lain:
- Kecemasan
- Depresi
- Post-traumatic stress disorder (PTSD)
- Gangguan makan
- Gangguan tidur
- Rasa takut dan curiga terhadap orang lain
Tujuan Penculikan Anak
Bila dilihat dari kasus-kasus yang ada selama ini, tujuan penculikan anak dapat bermacam-macam, mulai dari penculikan untuk meminta tebusan, penculikan untuk perdagangan manusia, hingga penculikan untuk eksploitasi seksual.
Pertama, penculikan untuk meminta tebusan adalah jenis penculikan yang paling umum terjadi.Â
Dalam kasus ini, penculik biasanya menuntut uang tebusan dari keluarga korban. Jika keluarga korban tidak membayar tebusan, penculik dapat mengancam akan menyakiti atau membunuh korban.
Kedua, penculikan untuk perdagangan manusia adalah jenis penculikan yang dilakukan untuk tujuan memperdagangkan korban. Korban penculikan biasanya dijual ke orang lain untuk tujuan kerja paksa, eksploitasi seksual, atau organ tubuh.
Ketiga, penculikan untuk eksploitasi seksual adalah jenis penculikan yang dilakukan untuk tujuan pelecehan atau pemerkosaan seksual. Korban penculikan biasanya diperdagangkan untuk tujuan prostitusi atau pornografi.
Pencegahan Penculikan Anak
Untuk mencegah terjadinya penculikan anak, kita dapat melakukan beberapa hal berikut:
Pertama, selalu awasi anak-anak ketika berada di tempat umum. Jangan pernah meninggalkan anak sendirian di tempat umum, bahkan untuk waktu yang singkat.
Kedua, ajarkan anak untuk tidak mudah percaya pada orang asing. Anak harus diajarkan untuk tidak menerima bantuan atau hadiah dari orang asing.
Ketiga, ajarkan anak untuk berteriak atau melawan jika diserang oleh orang asing. Anak harus diajarkan untuk berteriak meminta tolong atau melawan jika diserang oleh orang asing.