Pariwisata merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian dunia. Pada tahun 2018, sektor pariwisata menyumbang USD 8,8 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) global dan menciptakan 319 juta lapangan kerja. Di Indonesia, pariwisata juga merupakan salah satu sektor andalan dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 10,34% dan penyerapan tenaga kerja sebesar 14,72% pada tahun 2021.
Pariwisata memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik secara ekonomi maupun sosial-budaya. Namun, pariwisata juga dapat menimbulkan dampak negatif, seperti kerusakan lingkungan dan konflik sosial. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan kesejahteraan masyarakat.
Pengertian Pariwisata Berkelanjutan
Pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata yang memenuhi kebutuhan wisatawan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Pariwisata berkelanjutan harus memperhatikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Aspek ekonomi dalam pariwisata berkelanjutan meliputi:
1. Â Meningkatkan pendapatan dan lapangan kerja bagi masyarakat lokal
Pariwisata dapat meningkatkan pendapatan dan lapangan kerja bagi masyarakat lokal. Masyarakat lokal dapat terlibat dalam berbagai kegiatan pariwisata, seperti penyediaan akomodasi, makanan, dan suvenir. Selain itu, masyarakat lokal juga dapat memperoleh manfaat dari pajak pariwisata.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2021, sektor pariwisata di Indonesia menyerap tenaga kerja sebesar 14,72% dari total tenaga kerja. Sektor pariwisata juga memberikan kontribusi sebesar 10,34% terhadap PDB Indonesia.
Peningkatan pendapatan dan lapangan kerja dari sektor pariwisata dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Masyarakat lokal dapat memiliki penghasilan yang lebih baik dan memiliki akses yang lebih luas terhadap berbagai kebutuhan dasar, seperti pendidikan, kesehatan, dan perumahan.
2. Â Meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal