Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perempuan, Melodi Perubahan di Simfoni Kehidupan

17 Desember 2023   04:02 Diperbarui: 17 Desember 2023   04:30 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber gambar: perkim.id

Namun, simfoni ini bukan tanpa tantangan. Disonansi patriarki, harmoni yang diredam oleh ketidakadilan, ritme kemajuan yang tersendat diskriminasi, semua itu masih menghambat laju perubahan. Untuk itu, penting sekali:

  • Menyadarkan perempuan akan kekuatan mereka. Bahwa melodi perubahan ada dalam genggaman mereka sendiri.
  • Memberikan ruang dan kesempatan yang setara. Agar perempuan tak lagi menjadi instrumen sunyi tapi konduktor orkestra kehidupan.
  • Menghancurkan partitur patriarki. Agar simfoni kemajuan tak lagi terkekang oleh harmoni pincang yang menindas.

Mari kita buang anggapan bahwa perempuan hanya penonton simfoni kehidupan. Biarlah dunia melihat mereka sebagai maestro, jemari mungil mereka menari-nari di atas tuts piano, mencipta melodi keadilan, harmoni kesetaraan, dan ritme kemajuan. Saat perempuan mengambil tongkat konduktor, simfoni kehidupan akan mengalun lebih merdu, lebih adil, dan lebih berdaya.

Maka, dengarkanlah baik-baik. Di antara hiruk pikuk dunia, di jantung denyut nadi, dentingan piano perubahan sedang dimainkan oleh tangan-tangan perempuan. Biarkan melodi itu membesar, menggema, menggetarkan dunia, karena pada akhirnya, perempuanlah konduktor sejati simfoni kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun