Oleh: Julianda BM
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pembangunan berkelanjutan memiliki tiga dimensi, yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial.Â
Dimensi sosial mencakup kesetaraan gender, yang merupakan salah satu pilar penting pembangunan berkelanjutan.
Kesetaraan gender adalah keadaan di mana perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan dan hak yang sama dalam semua aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, politik, dan kesehatan.Â
Kesetaraan gender penting untuk pembangunan berkelanjutan karena perempuan memiliki peran penting dalam semua dimensi pembangunan.
Di Indonesia, kesetaraan gender masih menjadi tantangan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa perempuan masih memiliki akses yang lebih rendah terhadap pendidikan, pekerjaan, dan layanan kesehatan dibandingkan laki-laki. Perempuan juga masih kurang terwakili dalam posisi pengambilan keputusan.
Tantangan Kesetaraan Gender di Indonesia
Ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam mencapai kesetaraan gender di Indonesia, antara lain:
- Stereotip gender
Stereotip gender adalah asumsi tentang peran dan perilaku yang sesuai untuk perempuan dan laki-laki. Stereotip gender dapat menghambat perempuan untuk mengakses kesempatan yang sama dengan laki-laki.Â
Misalnya, stereotip bahwa perempuan adalah ibu rumah tangga yang bertanggung jawab mengurus anak dan keluarga dapat menghambat perempuan untuk berpartisipasi dalam pendidikan dan pekerjaan.
- Ketidaksetaraan akses terhadap sumber daya
Ketidaksetaraan akses terhadap sumber daya, seperti pendidikan, pekerjaan, dan layanan kesehatan, dapat menghambat perempuan untuk mencapai kesetaraan dengan laki-laki. Misalnya, perempuan di pedesaan lebih sulit mengakses pendidikan dan layanan kesehatan dibandingkan perempuan di perkotaan.
- Kekerasan terhadap perempuan