Pariwisata adalah salah satu sektor ekonomi yang penting bagi banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pariwisata menyumbang 10,34% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2022. Selain itu, pariwisata juga menciptakan lapangan kerja bagi jutaan orang di Indonesia.
Namun, pariwisata juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, sosial, dan budaya. Misalnya, pariwisata dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti pencemaran air dan udara, serta degradasi lahan.Â
Selain itu, pariwisata juga dapat menyebabkan konflik sosial, seperti persaingan pemanfaatan lahan antara masyarakat lokal dan wisatawan.
Oleh karena itu, diperlukan konsep pariwisata berkelanjutan yang dapat meminimalkan dampak negatif pariwisata terhadap lingkungan, sosial, dan budaya.Â
Konsep pariwisata berkelanjutan adalah konsep pariwisata yang dapat memberikan manfaat secara ekonomi, sosial, dan lingkungan, tanpa mengorbankan kepentingan generasi mendatang.
Konsep Pariwisata Berkelanjutan
Konsep pariwisata berkelanjutan dapat didefinisikan sebagai pariwisata yang memenuhi kebutuhan wisatawan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Konsep ini mencakup tiga dimensi utama, yaitu:
Pertama, dimensi lingkungan. Pariwisata berkelanjutan harus melindungi lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan buatan.
Kedua, dimensi sosial. Pariwisata berkelanjutan harus memberikan manfaat bagi masyarakat lokal, baik secara ekonomi, sosial, maupun budaya.
Ketiga, dimensi ekonomi. Pariwisata berkelanjutan harus menghasilkan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat dan negara.
Urgensi Pariwisata Berkelanjutan
Pariwisata berkelanjutan memiliki urgensi yang tinggi, baik bagi lingkungan, sosial, maupun ekonomi.
Dari segi lingkungan, pariwisata berkelanjutan penting untuk melindungi lingkungan dari kerusakan yang disebabkan oleh aktivitas pariwisata.Â
Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pariwisata dapat berupa pencemaran air dan udara, degradasi lahan, hilangnya keanekaragaman hayati, dan perubahan iklim.
Dari segi sosial, pariwisata berkelanjutan penting untuk memberikan manfaat bagi masyarakat lokal. Masyarakat lokal harus menjadi aktor utama dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan.Â
Mereka harus dilibatkan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan pariwisata.
Dari segi ekonomi, pariwisata berkelanjutan penting untuk menghasilkan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat dan negara.Â
Manfaat ekonomi yang berkelanjutan dapat berupa peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Tantangan Pariwisata Berkelanjutan
Pembangunan pariwisata berkelanjutan menghadapi berbagai tantangan, baik dari segi lingkungan, sosial, maupun ekonomi.
Dari segi lingkungan, tantangan utama pembangunan pariwisata berkelanjutan adalah:
Pertama, membatasi jumlah wisatawan. Jumlah wisatawan yang terlalu banyak dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.
Kedua, mengubah pola konsumsi wisatawan. Wisatawan perlu mengubah pola konsumsinya agar lebih ramah lingkungan.
Ketiga, meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya. Penggunaan sumber daya alam dan energi dalam pariwisata perlu ditingkatkan efisiensinya.
Dari segi sosial, tantangan utama pembangunan pariwisata berkelanjutan adalah:
Pertama, membangun kesetaraan antara wisatawan dan masyarakat lokal. Wisatawan dan masyarakat lokal harus memiliki akses yang adil terhadap manfaat pariwisata.
Kedua, mencegah konflik sosial. Konflik sosial dapat terjadi antara wisatawan dan masyarakat lokal, atau antara masyarakat lokal yang berbeda kepentingan.
Ketiga, meningkatkan partisipasi masyarakat lokal. Masyarakat lokal harus dilibatkan secara aktif dalam pembangunan pariwisata.
Dari segi ekonomi, tantangan utama pembangunan pariwisata berkelanjutan adalah:
Pertama, menciptakan lapangan kerja yang berkualitas. Lapangan kerja yang diciptakan oleh pariwisata harus berkualitas dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Kedua, meningkatkan daya saing pariwisata. Daya saing pariwisata perlu ditingkatkan agar dapat bersaing dengan destinasi wisata lainnya.
Ketiga, meningkatkan nilai tambah pariwisata. Nilai tambah pariwisata perlu ditingkatkan agar dapat memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat dan negara.
Selanjutnya, untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, beberapa rekomendasi untuk mengatasi tantangan pembangunan pariwisata berkelanjutan, yakni:
1. Dari segi lingkungan, beberapa hal yang direkomendasikan:Â
a. Melakukan perencanaan pariwisata yang mempertimbangkan daya dukung lingkungan.
b. Menerapkan teknologi dan praktik yang ramah lingkungan.
c. Melakukan edukasi kepada wisatawan dan masyarakat lokal tentang pentingnya kelestarian lingkungan.
2. Dari segi sosial, beberapa hal yang direkomendasikan:
a. Membangun kemitraan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat lokal.
b. Mengembangkan kebijakan dan regulasi yang mendukung pembangunan pariwisata berkelanjutan.
c. Meningkatkan kesadaran masyarakat lokal tentang pentingnya pariwisata berkelanjutan.
3. Dari segi ekonomi, beberapa hal yang direkomendasikan:
a. Meningkatkan investasi di sektor pariwisata yang berkelanjutan.
b. Mengembangkan produk dan layanan pariwisata yang inovatif dan berkelanjutan.
c. Meningkatkan promosi pariwisata berkelanjutan.
Akhirnya, pembangunan pariwisata berkelanjutan membutuhkan kerja sama dan komitmen dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta.
Kesimpulan
Pariwisata berkelanjutan adalah konsep pariwisata yang penting untuk diwujudkan. Konsep ini dapat memberikan manfaat bagi lingkungan, sosial, dan ekonomi.Â
Namun, pembangunan pariwisata berkelanjutan menghadapi berbagai tantangan yang perlu diatasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI