Norma patriarki menempatkan laki-laki sebagai kepala keluarga dan pemimpin, sedangkan perempuan sebagai subordinat laki-laki.
Norma patriarki ini kemudian menciptakan budaya patriarki, yaitu budaya yang menempatkan laki-laki sebagai superior dan perempuan sebagai inferior. Budaya patriarki ini kemudian menjadi pembenaran bagi laki-laki untuk melakukan kekerasan terhadap perempuan.
Pada kasus KDRT, pelaku kekerasan seringkali beralasan bahwa mereka melakukan kekerasan karena mereka memiliki hak untuk mengontrol korban. Pelaku juga seringkali beralasan bahwa mereka melakukan kekerasan karena mereka ingin melindungi korban dari orang lain.
Alasan-alasan tersebut sebenarnya merupakan bentuk stereotip gender yang menempatkan laki-laki sebagai sosok yang kuat dan superior, serta perempuan sebagai sosok yang lemah dan inferior.
Untuk mengatasi KDRT, diperlukan upaya untuk mengubah stereotip gender dan budaya patriarki. Upaya ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti:
- Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mengubah stereotip gender dan budaya patriarki. Pendidikan dapat diberikan melalui berbagai jalur, seperti pendidikan formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan formal dapat diberikan melalui kurikulum sekolah yang memuat materi tentang gender dan kesetaraan gender. Pendidikan nonformal dapat diberikan melalui berbagai kegiatan, seperti seminar, pelatihan, dan workshop. Pendidikan informal dapat diberikan melalui keluarga dan masyarakat.
- Kebijakan
Pemerintah juga dapat berperan dalam mengatasi KDRT melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung kesetaraan gender. Kebijakan-kebijakan tersebut dapat berupa kebijakan yang melindungi korban KDRT, serta kebijakan yang mengedukasi masyarakat tentang KDRT.
- Pemberdayaan perempuan
Pemberdayaan perempuan juga merupakan salah satu upaya yang penting untuk mengatasi KDRT. Pemberdayaan perempuan dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti peningkatan pendidikan, kesempatan kerja, dan akses terhadap layanan kesehatan.
Peningkatan pendidikan akan membuat perempuan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik, sehingga mereka dapat lebih mandiri dan tidak mudah menjadi korban kekerasan.Â
Kesempatan kerja akan membuat perempuan memiliki penghasilan sendiri, sehingga mereka tidak bergantung pada laki-laki.Â
Akses terhadap layanan kesehatan akan membuat perempuan dapat lebih cepat mendapatkan pertolongan jika mereka mengalami kekerasan.