Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anak dan Perempuan, Korban Utama Konflik Internasional

8 Desember 2023   01:03 Diperbarui: 8 Desember 2023   01:28 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber gambar: id.theasianparent.com

Kekerasan seksual dalam perang adalah bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang paling mengerikan. Anak dan perempuan sering menjadi korban kekerasan seksual oleh pasukan bersenjata, baik dari pihak pemerintah maupun pihak pemberontak. 

Kekerasan seksual dapat menyebabkan trauma fisik dan psikologis yang mendalam, yang dapat berlangsung seumur hidup.

4. Eksploitasi ekonomi

Eksploitasi ekonomi juga merupakan masalah serius yang dihadapi anak dan perempuan dalam situasi konflik. Anak dan perempuan sering dipaksa untuk bekerja di bawah kondisi yang berbahaya, seperti pertambangan, pertanian, atau industri seks. Eksploitasi ekonomi dapat menyebabkan kemiskinan, kelaparan, dan penyakit.

Hukum Internasional dan Perlindungan Anak dan Perempuan

Hukum internasional memiliki peran penting dalam melindungi anak dan perempuan dalam situasi konflik. Konvensi-konvensi internasional, seperti Konvensi tentang Hak Anak (CRC) dan Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW), memberikan perlindungan terhadap hak-hak anak dan perempuan, termasuk dalam situasi konflik.

Hukum internasional juga mengatur tentang tanggung jawab negara untuk melindungi warganya dari kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia. 

Negara-negara memiliki kewajiban untuk menegakkan hukum dan memastikan bahwa warganya, termasuk anak dan perempuan, terlindungi dari kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia.

Peran Masyarakat dalam Perlindungan Anak dan Perempuan

Selain hukum internasional, masyarakat juga memiliki peran penting dalam melindungi anak dan perempuan dalam situasi konflik. Masyarakat dapat berperan dengan:

  • Meningkatkan kesadaran tentang masalah kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap anak dan perempuan. Masyarakat dapat melakukan ini dengan membaca berita, menonton film, dan mengikuti kegiatan-kegiatan yang mengangkat isu ini.
  • Mendukung organisasi-organisasi yang bekerja untuk melindungi anak dan perempuan. Masyarakat dapat memberikan donasi, menjadi sukarelawan, atau menyebarkan informasi tentang kegiatan mereka.
  • Bersikap aktif dalam mendorong penyelesaian konflik secara damai. Masyarakat dapat menyuarakan pendapat mereka kepada pemerintah dan pemimpin dunia.

Mewujudkan Masa Depan yang Damai Bagi Anak dan Perempuan

Dengan kerja sama dari berbagai pihak, kita dapat mewujudkan masa depan yang damai bagi anak dan perempuan. Kita dapat memulainya dengan meningkatkan kesadaran tentang masalah kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap anak dan perempuan, serta mendukung organisasi-organisasi yang bekerja untuk melindungi mereka.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membangun masa depan yang damai bagi anak dan perempuan:

1. Mendorong penyelesaian konflik secara damai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun