Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Krisis ISBN: Bagaimana Menghadapi Vanity Publishing?

5 Desember 2023   01:32 Diperbarui: 5 Desember 2023   01:59 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ISBN, atau International Standard Book Number, adalah nomor unik yang digunakan untuk mengidentifikasi buku secara internasional. Nomor ini terdiri dari 13 digit dan digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pengindeksan, pemasaran, dan penjualan.

Di Indonesia, ISBN dikelola oleh Badan ISBN Indonesia (BII). BII merupakan lembaga non-profit yang dibentuk oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Pada tahun 2023, BII mengalami krisis ISBN. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan ISBN dari penulis yang ingin menerbitkan bukunya sendiri.

Krisis ISBN ini berdampak pada berbagai pihak, termasuk penulis, penerbit, dan pembaca. Bagi penulis, krisis ISBN membuat mereka kesulitan untuk menerbitkan bukunya sendiri. Bagi penerbit, krisis ISBN membuat mereka harus bersaing dengan vanity publisher. Bagi pembaca, krisis ISBN membuat mereka sulit untuk menemukan buku yang berkualitas.

Vanity Publishing

Vanity publishing adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan penerbit yang menerbitkan buku dengan biaya dari penulis. Penerbit vanity tidak melakukan seleksi terhadap naskah yang diterimanya. Mereka hanya akan menerbitkan naskah yang dibayar oleh penulis.

Vanity publishing sering kali dikritik karena menghasilkan buku-buku yang berkualitas rendah. Buku-buku vanity publishing biasanya memiliki kesalahan tata bahasa, penulisan, dan desain. Selain itu, buku-buku vanity publishing biasanya tidak dipasarkan secara luas.

Bagaimana Menghadapi Vanity Publishing?

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghadapi vanity publishing, yaitu:

  • Meningkatkan kesadaran penulis tentang pentingnya kualitas buku. Penulis perlu memahami bahwa ISBN bukanlah jaminan kesuksesan buku. Kualitas bukulah yang menentukan kesuksesan buku.
  • Meningkatkan pengawasan terhadap penerbit vanity. Pemerintah perlu meningkatkan pengawasan terhadap penerbit vanity untuk memastikan bahwa buku-buku yang diterbitkannya berkualitas.
  • Meningkatkan literasi masyarakat. Masyarakat perlu memahami pentingnya membaca buku berkualitas.

Meningkatkan Kesadaran Penulis

Penulis perlu memahami bahwa ISBN bukanlah jaminan kesuksesan buku. Kualitas bukulah yang menentukan kesuksesan buku.

ISBN adalah nomor unik yang digunakan untuk mengidentifikasi buku secara internasional. Nomor ini tidak menjamin bahwa buku yang memiliki ISBN berkualitas baik. Buku yang memiliki ISBN bisa saja berkualitas buruk, dan sebaliknya.

Penulis perlu memahami bahwa kualitas buku ditentukan oleh berbagai faktor, seperti isi buku, penulisan, desain, dan pemasaran. Penulis perlu memastikan bahwa bukunya memiliki kualitas yang baik sebelum diterbitkan.

Meningkatkan Pengawasan terhadap Penerbit Vanity

Pemerintah perlu meningkatkan pengawasan terhadap penerbit vanity untuk memastikan bahwa buku-buku yang diterbitkannya berkualitas.

Penerbit vanity sering kali menerbitkan buku-buku yang berkualitas rendah. Buku-buku vanity biasanya memiliki kesalahan tata bahasa, penulisan, dan desain. Selain itu, buku-buku vanity biasanya tidak dipasarkan secara luas.

Pemerintah dapat meningkatkan pengawasan terhadap penerbit vanity dengan cara:

  • Melakukan inspeksi terhadap penerbit vanity secara berkala.
  • Melakukan penelusuran terhadap buku-buku yang diterbitkan oleh penerbit vanity.
  • Memberikan sanksi kepada penerbit vanity yang melanggar ketentuan.

Meningkatkan Literasi Masyarakat

Masyarakat perlu memahami pentingnya membaca buku berkualitas.

Buku berkualitas dapat memberikan manfaat bagi pembaca, seperti menambah pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan mengembangkan wawasan.

Masyarakat dapat meningkatkan literasinya dengan cara:

  • Membaca buku-buku berkualitas secara teratur.
  • Mengikuti kegiatan literasi, seperti diskusi buku, lomba menulis, dan pertunjukan seni.
  • Mendukung kegiatan literasi di masyarakat.

Kesimpulan

Krisis ISBN dan vanity publishing merupakan tantangan bagi industri penerbitan di Indonesia. Krisis ISBN membuat penulis sulit untuk menerbitkan bukunya sendiri, sedangkan vanity publishing menghasilkan buku-buku yang berkualitas rendah.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghadapi tantangan ini, yaitu meningkatkan kesadaran penulis tentang pentingnya kualitas buku, meningkatkan pengawasan terhadap penerbit vanity, dan meningkatkan literasi masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun