Anak yang mengalami wasting perlu mendapatkan penanganan segera. Penanganan yang diberikan tergantung pada tingkat keparahan wasting. Pada kasus wasting ringan, anak dapat ditangani dengan pemberian makanan tambahan. Pada kasus wasting sedang hingga berat, anak perlu dirawat di rumah sakit.
Wasting dapat dicegah dengan berbagai cara, antara lain:
- Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan
- Memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi dan sesuai usia
- Memberikan makanan yang beragam dan bergizi setiap hari
- Menjaga kebersihan lingkungan, terutama lingkungan tempat tinggal
Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi wasting, antara lain:
- PKHÂ adalah program bantuan sosial yang diberikan kepada keluarga miskin dan rentan. PKH mencakup komponen bantuan pangan, pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi.
- PMTÂ adalah program pemberian makanan tambahan kepada anak balita dan ibu hamil/menyusui. PMT diberikan untuk meningkatkan asupan gizi anak dan ibu agar terhindar dari masalah gizi.
- PBGMÂ adalah program intervensi gizi yang dilakukan oleh pemerintah di daerah dengan prevalensi wasting yang tinggi. PBGM mencakup berbagai kegiatan, seperti pemberian makanan tambahan, perbaikan sanitasi, dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang gizi.
Upaya-upaya tersebut telah menunjukkan hasil yang positif. Prevalensi wasting di Indonesia telah menurun dari 14,9% pada tahun 2013 menjadi 13,7% pada tahun 2022. Namun, masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi wasting secara menyeluruh.
Kesimpulan
Wasting merupakan masalah gizi yang serius dan mengancam keselamatan jiwa anak. Upaya pencegahan dan penanganan wasting harus dilakukan secara komprehensif dan melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga sektor swasta.