Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Penanggulangan Stunting Jangan Sekadar Slogan

25 November 2023   16:25 Diperbarui: 25 November 2023   16:27 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Ilustrasi. Foto: Freepik

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. Stunting dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, baik fisik maupun mental, pada anak. Anak stunting memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung, stroke, diabetes, dan kanker di kemudian hari. Selain itu, anak stunting juga memiliki risiko lebih rendah untuk berprestasi di sekolah dan di dunia kerja.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan target penurunan prevalensi stunting hingga 14% pada tahun 2024. Namun, target tersebut tampaknya masih jauh dari kenyataan. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia masih mencapai 24,4%.

Ada berbagai faktor yang menyebabkan stunting, antara lain:

Kurang asupan gizi, terutama protein hewani, vitamin A, dan zat besi.

Gangguan kesehatan ibu hamil, seperti anemia dan malaria.

Kondisi lingkungan yang tidak mendukung, seperti sanitasi yang buruk dan kurangnya akses air bersih.

Penanggulangan stunting membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga sektor swasta. Pemerintah perlu memperkuat program-program penanggulangan stunting, seperti program pemberian makanan tambahan (PMT), program imunisasi, dan program perbaikan gizi seimbang. Masyarakat juga perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi seimbang dan kesehatan reproduksi.

Namun, penanggulangan stunting tidak bisa hanya mengandalkan slogan-slogan. Slogan-slogan hanya akan menjadi omong kosong jika tidak disertai dengan aksi nyata. Pemerintah perlu memastikan bahwa program-program penanggulangan stunting benar-benar berjalan efektif. Masyarakat juga perlu berperan aktif dalam mengimplementasikan program-program tersebut.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu dilakukan untuk memastikan penanggulangan stunting tidak sekadar slogan:

Pemerintah perlu melakukan evaluasi secara berkala terhadap program-program penanggulangan stunting. Evaluasi ini perlu dilakukan untuk mengetahui efektivitas program-program tersebut dan untuk melakukan perbaikan jika diperlukan.

Pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan program-program penanggulangan stunting. Masyarakat perlu didorong untuk berperan aktif dalam sosialisasi program-program tersebut dan dalam pelaksanaan program-program tersebut di tingkat akar rumput.

Pemerintah perlu meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi tentang pentingnya gizi seimbang dan kesehatan reproduksi. Informasi ini dapat disampaikan melalui berbagai media, seperti televisi, radio, media cetak, dan media sosial.

Penanggulangan stunting adalah tanggung jawab bersama. Mari kita bersama-sama bekerja keras untuk mewujudkan Indonesia bebas stunting.

Berikut adalah beberapa contoh aksi nyata yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mendukung penanggulangan stunting:

Makan makanan yang bergizi seimbang.

Mengikuti program imunisasi.

Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Mendukung program-program penanggulangan stunting di tingkat masyarakat.

Dengan kerja sama dari berbagai pihak, kita yakin bahwa Indonesia dapat mewujudkan target penurunan prevalensi stunting hingga 14% pada tahun 2024.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun