Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 semakin dekat. Partai politik pun mulai gencar melakukan kampanye untuk menarik minat pemilih, termasuk pemilih muda.
Seperti yang diketahui, jumlah pemilih muda diperkirakan bakal mendominasi di Pemilu 2024. Sebanyak 52 persen di antaranya merupakan pemilih muda dan 40 persen pemilih pemula dari generasi Z.
Melihat besarnya ceruk kelompok usia muda yang diperebutkan, partai-partai mulai menghadirkan konten-konten yang bisa dicerna pemilih muda.
Ada yang menggunakan bahasa yang kekinian, memanfaatkan media sosial, hingga menggandeng tokoh-tokoh muda.
Namun, apakah upaya-upaya tersebut sudah cukup untuk menarik minat pemilih muda?
Gimmick atau Solutif?
Banyak pihak menilai bahwa upaya partai politik untuk menarik pemilih muda masih terkesan gimmick. Hal ini karena masih banyak partai politik yang belum memahami isu-isu yang menjadi perhatian pemilih muda.
Misalnya, isu perubahan iklim, kesehatan mental, energi, lapangan kerja, kesehatan, korupsi, dan demokratisasi.
Padahal, isu-isu tersebut sangat relevan dengan kehidupan pemilih muda.
Jika partai politik hanya sekadar menggunakan bahasa dan gaya yang kekinian, tetapi tidak memiliki solusi yang konkret untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, maka upaya mereka akan sia-sia.
Cara Menarik Pemilih Muda
Lantas, bagaimana cara yang paling sesuai untuk menarik pemilih muda?
Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan oleh partai politik.
Pertama, memahami isu-isu yang menjadi perhatian pemilih muda. Partai politik harus memahami apa yang menjadi perhatian pemilih muda. Hal ini penting untuk menentukan strategi kampanye yang tepat.Â
Kedua, menawarkan solusi yang konkret. Partai politik harus menawarkan solusi yang konkret untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi pemilih muda.
Ketiga, menampilkan sosok yang kredibel dan inspiratif. Partai politik harus menampilkan sosok yang kredibel dan inspiratif untuk menarik minat pemilih muda.
Keempat, melakukan kampanye yang kreatif dan relevan. Partai politik harus melakukan kampanye yang kreatif dan relevan dengan gaya hidup pemilih muda.
Kesimpulan
Pemilih muda saat ini memiliki orientasi dan sikap politik yang berbeda dengan generasi lain. Mereka lebih kritis dan peduli terhadap isu-isu sosial dan lingkungan.
Oleh karena itu, partai politik harus memahami kebutuhan dan keinginan pemilih muda jika ingin memenangkan hati mereka.
Jika partai politik hanya sekadar mengandalkan gimmick, maka upaya mereka untuk menarik pemilih muda akan sia-sia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H