Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Simalakama Impor Beras di Indonesia

15 Oktober 2023   08:00 Diperbarui: 15 Oktober 2023   08:08 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah negara agraris dengan potensi besar untuk menghasilkan beras sendiri. Namun, impor beras terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini membuat Indonesia menjadi bergantung pada negara lain untuk memenuhi kebutuhan berasnya. Jika terus berlanjut, Indonesia akan menjadi seperti orang yang tidak bisa masak, jadi harus beli nasi dari luar. Hal ini tentu akan membahayakan ketahanan pangan Indonesia. 

Dilema Impor Beras di Indonesia

Impor beras di Indonesia menghadapi beberapa dilema yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa dilema yang terkait dengan impor beras di Indonesia:

1. Ketergantungan pada impor beras: Indonesia merupakan salah satu negara yang mengimpor beras dalam jumlah besar. Ketergantungan pada impor beras dapat menjadi dilema karena jika terjadi gangguan pasokan dari negara-negara pengekspor, maka stok beras di dalam negeri dapat terancam.

2. Pengaruh terhadap harga gabah petani: Impor beras dapat menekan harga gabah petani di Indonesia. Biaya produksi beras di Indonesia cenderung lebih mahal dibandingkan dengan negara-negara pengekspor beras. Masuknya beras impor dapat menyebabkan harga gabah petani menjadi rendah, sehingga petani mengalami kesulitan dalam menjual hasil panen mereka.

3. Dampak terhadap sektor pertanian: Impor beras juga dapat berdampak pada sektor pertanian di Indonesia. Jika impor beras terlalu besar, maka petani lokal akan kesulitan bersaing dengan harga beras impor yang lebih murah. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan sektor pertanian di Indonesia.

4. Kemandirian pangan: Impor beras yang terlalu besar juga dapat mengancam kemandirian pangan Indonesia. Jika Indonesia terlalu bergantung pada impor beras, maka negara ini akan sulit mencapai kemandirian pangan. Kemandirian pangan sangat penting untuk menjaga ketahanan pangan dan kestabilan harga beras di dalam negeri.

5. Transformasi bisnis Bulog: Bulog, Badan Urusan Logistik, merupakan salah satu lembaga yang terlibat dalam impor beras di Indonesia. Namun, Bulog juga perlu melakukan transformasi bisnis prosesnya agar dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar dan meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan stok beras.

Dalam menghadapi dilema impor beras di Indonesia, pemerintah perlu melakukan kebijakan yang tepat untuk menjaga ketersediaan beras di dalam negeri, melindungi petani lokal, dan mendorong pertumbuhan sektor pertanian. Hal ini dapat dilakukan melalui pengembangan pertanian yang berkelanjutan, peningkatan produktivitas petani, dan diversifikasi sumber pangan.

Impor beras dapat mempengaruhi harga beras di Indonesia. Ketika impor beras dilakukan dalam jumlah besar, hal ini dapat menekan harga beras di pasar domestik. Beras impor yang lebih murah dapat bersaing dengan beras lokal, sehingga harga beras lokal cenderung turun. Dampak ini terutama dirasakan oleh petani, yang mungkin mengalami kesulitan dalam menjual beras mereka dengan harga yang kompetitif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun