Sampah plastik di laut adalah salah satu masalah lingkungan yang paling mendesak di dunia. Menurut data dari World Economic Forum, ada sekitar 8 juta ton sampah plastik yang masuk ke laut setiap tahun. Sampah plastik ini dapat mencemari ekosistem laut dan mengancam kehidupan satwa laut.
Sampah plastik di laut dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti:
- Pencemaran air laut
- Terganggunya rantai makanan laut
- Kematian satwa laut
- Kerusakan habitat laut
Sampah plastik di tubuh manusia
Sampah plastik juga dapat membahayakan kesehatan manusia. Sampah plastik dapat mengandung mikroplastik, yang dapat masuk ke tubuh manusia melalui makanan dan minuman. Mikroplastik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti:
- Gangguan hormon
- Kerusakan sistem reproduksi
- Kanker
Film Pulau Plastik
Film Pulau Plastik menyajikan berbagai fakta mengejutkan tentang sampah plastik. Film ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara penghasil sampah plastik terbesar di dunia. Sampah plastik dari Indonesia juga sering dibuang ke laut, yang dapat mencemari lingkungan dan mengancam kehidupan satwa laut.
Film ini juga menunjukkan bahwa sampah plastik dapat membahayakan kesehatan manusia. Sampah plastik dapat mengandung mikroplastik, yang dapat masuk ke tubuh manusia melalui makanan dan minuman. Mikroplastik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan hormon, kerusakan sistem reproduksi, dan kanker.
Kisah para aktivis lingkungan
Film Pulau Plastik mengikuti kisah tiga orang aktivis lingkungan, yaitu Gede Robi, Prigi Arisandi, dan Tiza Mafira. Ketiga aktivis ini berjuang untuk melawan sampah plastik di Indonesia dengan cara yang berbeda-beda.
Gede Robi, vokalis band Navicula, memulai petualangannya di Bali, tempatnya tinggal. Ia melihat langsung bagaimana sampah plastik mengotori pantai dan laut di Bali. Robi kemudian bergabung dengan gerakan #ByeByePlastic, yang mendorong masyarakat Bali untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Prigi Arisandi, seorang ahli biologi, memulai petualangannya di Jawa Timur. Ia melihat bagaimana sampah plastik mencemari sungai dan mengancam satwa liar. Prigi kemudian mendirikan Ecoton, sebuah organisasi yang bekerja untuk melindungi sungai di Jawa Timur.