Peristiwa siswa menganiaya guru dengan celurit hingga bersimbah darah baru-baru ini telah menimbulkan keprihatinan di masyarakat. Peristiwa ini tentu saja tidak bisa dimaklumi, dan pelaku harus dihukum seberat-beratnya.
Namun, di balik peristiwa ini, ada pertanyaan yang perlu kita jawab: Siapa yang bertanggung jawab atas pengendalian emosi remaja?
Selama ini, masyarakat cenderung menyalahkan guru atau sekolah atas peristiwa ini. Guru dianggap tidak becus mendidik, sehingga siswanya menjadi beringas. Sekolah juga dianggap tidak disiplin, sehingga siswanya berani berbuat kriminal.
Padahal, tugas mendidik anak tidak hanya menjadi tanggung jawab guru atau sekolah. Orang tua juga memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik anak. Orang tualah yang pertama kali mengajarkan norma dan nilai-nilai moral kepada anak.
Orang tua juga harus berperan dalam mengawasi dan memantau perkembangan diri anak. Jika orang tua melihat ada tanda-tanda bahwa anak mereka memiliki masalah emosi, maka orang tua harus segera mengambil tindakan.
Selain orang tua, lingkungan di sekitar anak juga berperan penting dalam membentuk perilaku anak. Jika lingkungan di sekitar anak penuh dengan kekerasan, maka anak akan lebih rentan untuk melakukan kekerasan.
Oleh karena itu, untuk menekan angka kriminalitas oleh anak/remaja, diperlukan kerja sama yang baik dari semua pihak, yaitu orang tua, sekolah, dan lingkungan.
Usulan untuk menekan angka kriminalitas oleh anak/remaja
Berikut adalah beberapa usulan untuk menekan angka kriminalitas oleh anak/remaja:
Pendidikan karakter