Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: "Warung Cut Ngoh"

24 September 2023   23:31 Diperbarui: 25 September 2023   03:04 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (dok. trikves.com)

Suatu hari, ada seorang mahasiswa bernama Andi yang sedang duduk di bangku kuliah. Andi berasal dari keluarga sederhana, dan dia harus bekerja sambil kuliah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Andi sering makan di warung makan sederhana dekat kampus. Warung itu bernama "Warung Cut Ngoh", dan dikelola oleh seorang ibu yang sudah berumur. Ibu itu bernama Cut Ngoh, dan dia dikenal sebagai orang yang baik hati.

Suatu hari, Andi sedang kehabisan uang, dan belum ada kiriman dari orang tua. Dia merasa malu untuk kasbon lagi, tetapi dia tidak punya pilihan lain.

Andi pun memberanikan diri untuk kasbon ke warung Cut Ngoh. Ibu Cut Ngoh tersenyum dan berkata, "Nggak apa-apa, Nak. Lagian, kamu sering makan di sini. Jadi, sudah seperti anak sendiri."

Andi merasa terharu dan bersyukur atas kebaikan hati ibu Cut Ngoh. Dia merasa seperti mendapat keluarga baru di warung itu.

Andi pun sering makan di warung Cut Ngoh. Ibu Cut Ngoh selalu menyambutnya dengan hangat, dan selalu menanyakan kabarnya. Andi merasa nyaman dan betah di warung itu.

Sampai akhirnya, Andi lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan. Dia pun tidak lagi sering makan di warung Cut Ngoh.

Suatu hari, Andi kembali ke warung Cut Ngoh. Dia ingin mengucapkan terima kasih atas kebaikan hati ibu Cut Ngoh.

Andi pun masuk ke dalam warung, dan disambut oleh ibu Cut Ngoh. Ibu Cut Ngoh tersenyum dan berkata, "Nak Andi, apa kabar?"

Andi pun tersenyum dan berkata, "Kabar saya baik, Bu. Terima kasih sudah selalu membantu saya."

Ibu Cut Ngoh tersenyum dan berkata, "Nggak apa-apa, Nak. Itu sudah menjadi kewajiban saya."

Andi pun menceritakan kepada ibu Cut Ngoh bahwa dia sudah lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan. Ibu Cut Ngoh sangat senang mendengarnya.

Andi pun mengucapkan terima kasih lagi kepada ibu Cut Ngoh. Dia berkata, "Bu, saya tidak akan pernah melupakan kebaikan hati ibu. Ibu adalah orang yang sangat baik hati."

Ibu Cut Ngoh tersenyum dan berkata, "Nggak apa-apa, Nak. Senang bisa membantu."

Andi pun memeluk ibu Cut Ngoh. Dia merasa sangat bersyukur atas kebaikan hati ibu Cut Ngoh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun