Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kenopsia: Perasaan Kesepian di Tempat yang Ramai

12 September 2023   23:23 Diperbarui: 12 September 2023   23:30 1648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah kita mendengar ungkapan tentang "merasa kesepian di tempat ramai". Ungkapan tersebut sering diungkapkan dengan maksud untuk menyatakan kondisi, misalnya ditinggal oleh orang-orang terdekat, sedang ada masalah, merasa tidak diperhatikan, sendirian, tidak berharga, dan lain sebagainya. Ternyata ungkapan tersebut dalam istilah psikologi dikenal dengan istilah "Kenopsia". 

Kenopsia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perasaan kesepian, sedih, atau suram yang muncul ketika seseorang berada di tempat yang biasanya ramai dan ramai, tetapi sekarang kosong dan sunyi. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu "keno" yang berarti "kosong" dan "opsis" yang berarti "penglihatan".

Kenopsia sering kali dialami di tempat-tempat seperti sekolah, kantor, pusat perbelanjaan, atau taman hiburan, ketika tempat-tempat tersebut kosong dan tidak ada orang lain. Perasaan ini juga dapat dialami di tempat-tempat yang biasanya ramai, tetapi sekarang sepi karena suatu peristiwa tertentu, seperti bencana alam atau pandemi.

Orang-orang yang mengalami kenopsia mungkin merasakan emosi negatif yang kuat, seperti kesepian, kesedihan, ketakutan, atau kecemasan. Mereka mungkin juga merasakan sensasi fisik yang tidak menyenangkan, seperti detak jantung yang cepat, keringat dingin, atau mual.

Penyebab Kenopsia

Penyebab kenopsia belum sepenuhnya dipahami. Namun, ada beberapa teori yang dapat menjelaskan mengapa orang-orang mengalami perasaan ini.

Salah satu teori adalah bahwa kenopsia adalah respons terhadap perubahan lingkungan yang tiba-tiba. Ketika seseorang memasuki tempat yang biasanya ramai, tetapi sekarang kosong, otak mereka mungkin akan menginterpretasikan perubahan ini sebagai sesuatu yang berbahaya atau tidak biasa. Hal ini dapat menyebabkan pelepasan hormon stres, yang dapat memicu emosi negatif.

Teori lain adalah bahwa kenopsia adalah respons terhadap kehilangan. Ketika seseorang berada di tempat yang biasanya ramai, tetapi sekarang kosong, mereka mungkin teringat akan orang-orang atau peristiwa yang pernah hadir di tempat tersebut. Hal ini dapat menyebabkan perasaan kesedihan atau kehilangan.

Beberapa Teori Kenopsia dari Para Pakar

Berikut adalah beberapa teori kenopsia dari para pakar:

  • Jeremy Lent, penulis buku "The Patterning Instinct", berpendapat bahwa kenopsia adalah respons terhadap ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan. Ketika seseorang memasuki tempat yang biasanya ramai, tetapi sekarang kosong, mereka mungkin akan terkejut dan merasa tidak nyaman. Hal ini dapat menyebabkan pelepasan hormon stres, yang dapat memicu emosi negatif.
  • Amir Levine, psikolog klinis dan penulis buku "Attached", berpendapat bahwa kenopsia dapat dikaitkan dengan kebutuhan manusia akan koneksi sosial. Ketika seseorang berada di tempat yang biasanya ramai, tetapi sekarang kosong, mereka mungkin merasa kesepian dan terisolasi. Hal ini dapat menyebabkan perasaan tidak aman dan tidak nyaman.
  • Dr. Mark S. Silvers, psikiater dan penulis buku "The Psychology of the Absurd", berpendapat bahwa kenopsia dapat dikaitkan dengan kesadaran manusia akan kematian. Ketika seseorang berada di tempat yang biasanya ramai, tetapi sekarang kosong, mereka mungkin teringat akan kefanaan kehidupan. Hal ini dapat menyebabkan perasaan kesepian, kesedihan, atau ketakutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun