Mohon tunggu...
Loriza Virga Giardillah
Loriza Virga Giardillah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Ibu rumah tangga. Buku antologi puisi: Katanya Pesta Tak Lagi Riuh (2023)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aira dalam Tubuh Halimah

7 Oktober 2023   20:23 Diperbarui: 7 Oktober 2023   20:39 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bu Halimah gila!" adalah kalimat yang acapkali diucapkan oleh gerombolan anak kecil saat melewati rumah Halimah empat tahun silam. Atau saat Halimah pergi ke warung Bu Tin barang sebentar, gerombolan anak kecil akan sigap gegap gempita melantuntan nyanyian favorit mereka, "Bu Halimah gila... Bu Halimah gila..."

Bukan tanpa alasan sebutan itu melekat pada Halimah. Bagaimana bisa wanita yang cantik parasanya itu tiba-tiba menyusui bayinya keliling desa tanpa sehelaipun kain melilit tubuhnya di suatu pagi yang cerah. Halimah juga pernah begitu keras meneriaki bayi yang belum genap empat puluh hari ia lahirkan.

Sebenarnya Halimah bukan gila. Sayang, warga di desanya belum paham betul, atau bahkan tidak peduli, dengan baby blues. Mereka lebih tertarik memanggil Halimah gila dibanding memahami kondisi ibu baru itu yang sesungguhnya.

Aku segera mencari tahu perihal baby blues usai mendengar cerita tentang Halimah dari Bu Tin, pemilik warung sembako langganan Halimah. Kudapati beberapa informasi yang menjelaskan bahwa baby blues adalah gangguan mental yang dialami wanita pasca melahirkan. Ia bisa begitu mudah merasakan rasa gundah, sedih, cemas berlebihan, atau perasaan lainnya yang dapat timbul secara tak terduga.

Menurutku Halimah hidup tak kekurangan, baik materi maupun non materi. Agak sulit mencerna bagaimana Halimah bisa mengalami baby blues. Tapi seperti informasi yang telah kudapat, kondisi ini bisa saja menimpa ibu manapun. Dan tugas kita seharusnya adalah mendukung serta menemaninya, bukan mengatai "Halimah gila!" seperti yang diceritakan Bu Tin selama ini.

***

Kini, hampir seluruh warga desa telah melupakan kejadian Halimah menyusui tanpa busana empat tahun silam. Halimah telah hidup normal kembali. Ia berhasil melawati masa baby blues walaupun harus pulang pergi ke psikolog dan psikiater untuk sembuh.

Aira, putrinya tumbuh menjadi gadis kecil yang menggemaskan. Ia begitu pintar dan ceria. Halimah dengan bangga memanggil Aira dengan sebutan "Sahabat Kecil Bunda"

Tak berbeda dengan Halimah, Aira memiliki panggilan kesayangan untuk ibunya itu. "Sahabat Gembul Aira," ucap Aira tiap kali memeluk ibunya yang akan berakhir dengan Halimah mengacak-ngacak rambut putrinya karena tak terima dipanggil gembul walau ia menyadari memang demikian adanya. Mereka begitu melengkapi satu sama lain, membuatku tersenyum simpul tiap kali Bu Tin menceritakan kisah mereka berdua.

Bu Tin pernah bercerita padaku bahwa satu tahun lalu, saat usia Aira masih tiga tahun, ia menyelamatkan nyawa ibunya. Aira kecil sama sekali tidak takut saat menarik seekor ular berbisa yang entah bagaimana tiba-tiba berada di atas perut ibunya. Ia injak ular itu sekuat tenaga. Bulu kudukku berdiri saat mendengar cerita itu. Anak 3 tahun sedang membunuh ular dengan tangan kosong demi menyelamatkan ibunya yang tengah lelap tertidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun