Akan tetapi, sampai saat ini, kita belum bisa mengalahkan tuan Corona sehingga interaksi langsung tidak terjadi. Ia masih memaksa kita untuk menjaga jarak jika tetap mau hidup di dunia ini. Tuan Corona masih menghendaki agar pendidikan jangan dulu berjalan normal.Â
Ia sedang meminta kita agar melahirkan kreativitas baru dalam dunia pendidikan dan tak hanya monoton di ruang kelas. Barangkali ia juga sedang menyadarkan kita bahwa di depan dirinya kita tak berdaya, termasuk pendidikan formal itu sendiri! Entahlah.
Berdasarkan intsruksi Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, SH, peserta didik, guru dan tenaga kependidikan baru kembali ke sekolah tanggal 30 Mei 2020. Tidak main-main! Itu pun kalau situasi sudah semakin membaik: tuan Corona kalah. Kalau tidak, masa dirumahkan itu akan diperpanjang lagi.Â
Tentang hal ini, Anda dan saya tahu bahwa akhir Mei itu sudah ujung semester genap 2019/2020. Bahkan akhir Mei sampai awal Juni itu adalah jadwal Ujian Akhir Semester (UAS). Itu jadwal yang sudah tercatat rapi pada kalender pendidikan di masing-masing sekolah.
Apa artinya? Artinya semester genap 2019/2020 telah selesai! Yang menyelesaikannya adalah tuan Corona. Ya, tuan Corona! Atas dasar hal inilah saya tergerak untuk menyebut semester ini sebagai Semester Corona. Â
Dalam kesunyian kamarku dan diiringi bunyi musik serta ditemani suara Tokek, saya membaptis semester ini sebagai SEMESTER CORONA. Ini murni celotehan liar privat, tanpa mewakili siapa atau pihak manapun.Â
Sebetulnya saya hanya ingin mengatakan sekurang-kurangnya kepada diriku sendiri bahwa semester genap 2019/2020 telah dikacaukan oleh tuan  Corona. Pendidikan formal tak bisa berjalan normal hampir sepanjang semester karena Corona. Itu saja.
Saya telah mencatat dengan tinta intan bahwa semester Corona ini adalah semester yang paling mengesankan dalam ziarahku sebagai pendidik. Karena paling mengesankan, maka semester ini tak terlupakan, juga tak tergantikan. Perlukah saya berterima kasih kepada tuan Corona? Entahlah.Â
Ataukah saya harus mengumpatnya? Entah juga. Barangkali ini bukan saat yang tepat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Saat ini saya hanya bisa berkata bahwa ini Semester Corona. Saya dan banyak orang sedang menikmati semester yang tak biasa dan tak dirindukan ini. Â Tetapi di lubuk hati terdalam, sesungguhnya saya dan mungkin Anda, sedang berharap dengan serius agar tuan Corona segera bisa 'dijinakkan' atau diatasi-dikalahkan.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H