Mohon tunggu...
Healthy

Senyawa Tanin dalam Daun

7 Juni 2017   23:18 Diperbarui: 7 Juni 2017   23:25 7501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
struktur senyawa tanin (asam tanat)

Peran metabolit sekunder sebagai sumber bahan baku obat yang didapat semakin jelas terbukti seiring dengan banyaknya penemuan senyawa obat baru yang didapatkan dari alam. Terdapat banyak kandungan dalam berbagai macam tanaman yang dapat ditemukan, seperti senyawa tanin.

Tanin ialah suatu senyawa metabolit (hasil dari metabolisme)  sekunder dari beberapa tanaman. Metabolit sekunder adalah senyawa hasil biogenesis dari metabolit primer. Tanin pada dasarnya merupakan senyawa polifenol yang memiliki berat molekul besar serta terdiri dari gugus hidroksi (-OH) dan karboksil (-COOH). Senyawa tanin terbagi menjadi dua jenis, yaitu tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi. Tanin terhidrolisis diprekusor oleh asam dehydroshikimic, sedangkan tanin kondensasi disintesis dari prekusor flavonoid.

Tanin berfungsi mengikat dan mengendapkan protein. Dalam dunia kesehatan, tanin berfungsi untuk mengobati diare, mengobati ambeien, dan menghentikan pendarahan. Selain daun, tanin biasanya terdapat pada beberapa bagian tanaman, seperti: buah, kulit, dahan dan batang tanaman.Beberapa tanaman yang memiliki kadar tanin adalah :

1. Daun Trembesi (Samanea saman)

Kegunaan dari daun Trembesi sebagai obat diare, erat kaitannya membasmi bakteri Escherichia coli (E.coli) dalam usus. 

Untuk melakukan uji aktivitas bakteri E.coli, metode yang biasanya digunakan adalah metode maserasi (proses perendaman simplicia menggunakan pelarut organik pada suhu ruangan selama beberapa hari dan harus terhindar dari cahaya matahari) dan partisi untuk mendapatkan ekstrak daun trembesi, pemisahan dengan kromatografri lapis tipis (KLT) preparatif, uji aktivitas antibakteri dengan metode difusi sumur agar, dan identifikasi dilakukan dengan spektrofotometer Ultraviolet-visibel (UV-vis) dan FTR.

Jenis dari senyawa tanin yang dihasilkan daun trembesi yang berpotensi sebagai antibakteri Escherichia coli adalah tanin terhidrolisis. 

2. Daun Rambutan (Nephelium lappaceum.L)

 Metode yang dipakai adalah maserasi, lalu ektrak diencerkan, ditambahkan dengan Reagen Folin Denis dan Natrium Karbonat Anhidrat dan terakhir masuk ke metode Spektrofotometri Ultraviolet Visibel (UV-vis).

Metode spektofotometri ultraviolet visibel (UV-vis) ialah pengukuran serapan pada daerah UV (200-400 nm) dan sinar tampak (400-800 nm) oleh suatu senyawa, yang pada topik ini ialah senyawa tanin. 

3. Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) 

 Metode yang dipakai adalah maserasi menggunnakan pelarut aseton (CH3COCH3) dan air selama beberapa hari. Pemisahan senyawa tanin dari ekstrak daun belimbing wuluh dilakukan dengan kromatografi lapis tipis (KLT) analitik .

Jenis senyawa tanin yang diperoleh dengan KLT analitik adalah flavan -3,6,7,4',5' pentanol atau flavan-3,7,8,4',5' pentanol atau dengan kata lain merupakan senyawa tanin kondensasi.

Dari semua tanaman yang mengandung tanin, didapatkan hasil bahwa, semakin tua daun nya, maka kadar tanin yang terkandung juga semakin besar!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun