Mohon tunggu...
Loreng Waruwu
Loreng Waruwu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hal yang mudah dilakukan oleh seseorang terasa susah kita lakukan. Iya, karena kita diciptakan dengan talenta yang berbeda-beda. Bukan dengan talenta yang sama. Itulah mengapa kita tidak bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain. Karna kita makhluk sosial

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kehendakku Merusak Persahabatan Kami

11 Maret 2021   08:13 Diperbarui: 11 Maret 2021   09:39 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku Lidwina, sekarang aku duduk di bangku perkuliahan dan beruntungnya diriku mempunyai seorang sahabat yang selalu ada untukku. Kami melewati suka duka bersama. Suatu hari kami bertengkar dan tak berbicara selama 1 hari karena masalah yang kuanggap sepele.

Suatu ketika aku, sahabatku dan beberapa orang disekretariat sedang melakukan beberapa pekerjaan sambil memperbincangkan tentang petugas untuk Doa Kerahiman Ilahi. Secara spontan saya mengunjuk sahabat saya untuk mengambil bagian sebagai petugas Doa Kerahiman Ilahi.

Aku tidak bisa mengambil bagian karena aku sudah pernah melakukannya, jadi kami harus bergantian. Namun, dia menolak. Saat itu juga aku mengolok-oloknya sambil memarahinya tanpa harus memahami perasaannya.

"Bunga, nanti sore kamu pembawa lagu ya" Ucapku.

"Tidak, aku tidak mau, kamu saja atau cari yang lain" Ucapnya.

"Lho kenapa? Kamu harus mau" Jawabku.

"Aku tidak bisa, cari saja yang lain" Jawabnya dengan wajah yang tidak peduli.

"Justru karna kamu tidak bisa, kamu harus belajar dengan cara sering tampil membawa lagu, kamu sebenarnya tidak mau karena tidak bisa, atau karna malas?" Jawabku dengan penuh kekesalan.

Sahabatku Bunga tidak lagi menjawab dan mendiamiku. Aku menyadari bahwa dia kesal kepadaku. Namun aku tidak peduli, setelah pekerjaan selesai aku pun pergi dan meninggalkannya tanpa sepatah kata pun.
Keesokan harinya, dia mengirim kepada saya sebuah pesan melalui aplikasi Whatsapp.

"Lid, aku tidak bisa ikut Misa pagi ini ya, aku terlambat bangun"Ucapnya.

"Sama, aku juga tidak datang karena terlambat bangun", Jawabku dengan memberikan emoticon senyum.

" Astaga" Ucapnya.

Paginya kami berjumpa di gereja, mulai berbicara seperti biasanya. Namun, dia tetap meminta maaf kepadaku karena mendiamiku.
Tetapi aku sadar bahwa ucapan yang aku lakukan adalah sebuah kesalahan karena terlalu memaksa dirinya untuk mengambil tugas tersebut tanpa peduli dengan perasaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun