Mohon tunggu...
lora siringoringo
lora siringoringo Mohon Tunggu... Guru - Traveller sejati

Hobby travelling yang baru diwujudkan saat tangan ini sudah tidak terbuka dan memfasilitasi sendiri. Tidak ada kata terlamvat tuk mewujudkannya. Niat dan usaha menjadikannya nyata.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sailing Komodo is Begin

7 Juli 2016   23:16 Diperbarui: 7 Juli 2016   23:22 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

24 Juni 2016 hari yang dinanti-nantikan pun tiba, perjalanan sailing Komodo dimulai.

Usai sarapan pagi di seberang penginapan kami sudah menanti 3 teman rombongan yang baru saja tiba di Bajo sementara 4 teman lainnya sudah berada di kapal. Berjalan menuju pelabuhan banyak kapal yang sedang bersandar disekitar dermaga, dan diujung dermaga itulah kapal yang akan membawa kami sailing selama 3 hari 2 malam. Kapal Mega Fammase yang memiliki 1 kapten sekaligus chef dan 3 orang anak buah kapal.

Mengawali perjalanan ketua rombongan yang menjadi tour guide kami Reno meminta kami untuk berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. 'Tak kenal maka tak sayang' istilah yang manjur untuk kami berkenalan satu sama lain. Agoes polisi, Nicko mahasiswa, Evan pengusaha muda, Bima akuntan, istrinya Tika PNS, Lita guru TK, Rumi guru SD, Lucky PNS, Lora guru TK, Yogi PNS, Andri PNS dan Suda PNS.

Kapal ini terdiri dari ruang depan tempat kita saat ini berada, 2 kamar kabin yang masing-masing terdiri dari 2 tempat tidur untuk 4 orang, 1 deck diatas kapal untuk 5 orang, dapur dan kabin kapten kapal seru Reno. Kapal ini menyediakan air bersih ditong besar depan kapal untuk berbilas usai snorkeling atau bermain air, sementara dikamar mandi air bersih dari shower atau kran wastafel dan air yang ditong adalah air laut yang bisa dipakai untuk siram-siram, harap memakai air dengan bijaksana ujar Reno melanjutkan. Listrik akan menyala saat sore hari sampai malam pukul 10.00 WITA. Dan pulau pertama yang akan kita kunjungi adalah pulau Kanawa dengan jarak tempuh 1.5-2 jam dari Labuhan Bajo.

Usai menyampaikan semua informasi selama perjalanan tak satu pun dari kami beranjak meninggalkan ruang depan kapal, semua mengambil bagiannya masing-masing; ada yang asyik menikmati serta mengagumi pemandangan laut dengan hamparan pulau-pulaunya, ada yang mengambil foto serta merekamnya, ada yang sibuk mengupdate status dan bergaya didepan kapal bak artis difilm Titanic.

Dalam jarak beberapa meter sebelum tiba Reno menyuruh kami untuk bersiap-siap dengan kostum snorkeling, foto bersama dan membawa barang-barang yang perlu karena kapal akan menunggu jauh segera setelah kami diturunkan di dermaga. Setiap kapal dilarang untuk bersandar lama di dermaga, peraturan yang ditetapkan oleh warga Spanyol yang dipercaya untuk mengelola pulau ini. Tiba di dermaga setiap kami diharuskan untuk mengisi buku tamu serta dilarang membawa minuman ke area pantai. Ayo..ayo..kumpul disini kita foto bersama teriak Reno, foto dengan latar huruf biru bertuliskan PULAU KANAWA. Sekarang semua berbaring di jembatan membentuk formasi kepala bertemu kepala, kaki bertemu kaki, ikuti instruksi saya dengan cepat karena foto akan diambil menggunakan drone yang baterainya tidak dapat bertahan lama seru Reno menjelaskan. Usai formasi berbaring, tetap berada diatas jembatan kami duduk melambaikan tangan ke drone, berbaring lagi dengan mengangkat kaki dan membagi 2 kelompok untuk melompat agar semua dapat terlihat dengan jelas lompatannya.

Sesi foto bersama pun berakhir, tiba saatnya bagi kami untuk snorkeling. Semua sibuk mencari dan memakai perlengkapan snorkeling. Para lelaki dengan Lita mereka mengikuti Reno jauh dari dermaga sementara Rumi enggan untuk bergabung, saya hanya dipinggir dermaga namun sekali meminta Rumi untuk menemani saya agak ke tengah dengan jarak sekitar 20-30 meter dari dermaga dan Tika hanya menjadi penonton yang baik. Setelah 1 jam lebih berendam diair laut kapal pun menjemput dan kami bergegas naik, sekedar berbilas, mengganti pakaian dan siap untuk menyantap makan siang. Saat makan siang inilah Reno mengirim hasil foto ke group whatsapp. Hasil foto yang WOW luar biasa keren, indah, dan sulit tuk diungkapkan dengan kata-kata. Sebuah karya teknologi yang hanya bisa didapat dengan menggunakan drone properti dari Reno DKK. Semua sibuk mengupdate hasil foto ke media sosial dalam perjalanan menuju Pulau Gili Lawa laut Flores.

Di pulau ini sekitar 1 jam lagi kita akan trekking ke sana seraya menunjuk pulau kecil yang ada di sebelah kiri kami, kita akan menunggu sunset sementara besok pagi jam 4.30 WITA kita akan trekking ke sana puncak bukit yang tinggi disebelah kanan kita, semua memakai sepatu/sendal trekking jangan memakai running shoes ucap Reno lantang. Selagi menunggu waktu trekking camilan pisang goreng coklat keju tiba di ruang depan,  tak satu pun dari kami melewatinya.

Ayo...sekarang semua turun dari kapal dan kita mulai trekking. Dalam waktu 30 menit ditemani musik yang memacu semangat untuk trekking kami tiba diatas bukit. Sejenak menikmati keindahan laut Flores dari ketinggian lalu mulai mencari spot foto terbaik sampai waktu terbenamnya matahari pun tiba. Kembali mengatur barisan berdiri membelakangi matahari sambil bergandengan tangan, kemudian mengangkat kedua tangan dan melipat kedua tangan didada seraya mendongakkan kepala layaknya seorang angkuh yang sombong untuk mendapatkan hasil siluet foto yang keren bingit dengan warna sunset yang beraneka warna mulai dari kuning, gradasi oranye, gradasi merah, dan ungu berpadu dengan warna langit yang masih tampak jelas.

Matahari pun kembali ke peraduannya tatkala kami turun dari bukit Gili Lawa. Usai sebagian dari kami membersihkan diri, kami kembali menyantap makan malam pertama di kapal diatas laut Flores. Usai makan sebagian dari kami ada yang memancing, ada yang sibuk dengan smart phonenya, sementara saya dan Rumi mengunjungi deck atas kapal , duduk di buritan sembari memandang langit dengan bintang-bintang yang memenuhi langit. Memuji dan mengagungkan karyaNya, mengucap syukur diberi kesempatan bisa menikmati perjalanan ini.

Keakraban tim semakin terlihat tatkala para lelaki menghabiskan malam dengan bermain gaple, siapa yang kalah wajib memakai anting jepitan untuk menjepit pakaian yang baru dapat dilepas sampai orang itu memenangkan permainan. Dan pemecah rekor adalah S . . . dengan menyandang 7 jepitan hahaaha peace bro and he saved by the electricity...peace again bro.

Listrik padam, permainan berakhir semua kembali ke peraduannya masing-masing untuk mempersenjatai diri trekking mengejar terbitnya matahari dari atas laut Flores.

Hari pertama sailing komodo yang sangat berkesan. 😊

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun