Mohon tunggu...
lora siringoringo
lora siringoringo Mohon Tunggu... Guru - Traveller sejati

Hobby travelling yang baru diwujudkan saat tangan ini sudah tidak terbuka dan memfasilitasi sendiri. Tidak ada kata terlamvat tuk mewujudkannya. Niat dan usaha menjadikannya nyata.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Roller Coaster Flores-Mandalika

5 Juli 2016   10:17 Diperbarui: 5 Juli 2016   10:35 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah siapa dan bagaimana proses sampai akhirnya kapal kami jalan sementara ferry di Sape masih bersandar dengan gagahnya ditempat yang berbeda dari sebelumnya. Fiiiuuh akhirnya kami turun dan meninggalkan kapal, bergegas jalan keluar melewati keramaian penumpang lainnya sambil Agoes dengan wajah tegangnya mencari temannya yang kala itu sedang bertugas. 

Kami pun bertemu, saling berjabat tangan, sedikit berbincang antara senior (Agoes) dengan junior yang pada akhirnya sang junior berpamitan dengan atasannya untuk menghantar kami ke mobil yang kami sewa. Sambil berjalan mengikuti temannya Agoes meliarkan pandangannya untuk ikut menemukan mobil sewaan, benar saja Agoeslah yang berhasil mendapat sinyal keberadaan mobil sewa kami. 

Segera kami pun berpamitan seraya bergegas menuju mobil, menyapa sang supir yang sudah berumur dan bergerak ke belakang mobil untuk meletakkan tas ransel yang kami bawa. Agoes membiarkan kami untuk lebih dulu masuk mobil lalu dia bergegas duduk didepan sebelum supir memasuki mobil. Saat supir membuka pintu mobil tiba-tiba beliau memandang ke arah Agoes dan bertanya 'bisa nyetir mobil?,  hayoo kamu saja yang bawa!' Saya seru Agoes! Iya kamu, soalnya bapak puasa.

Dengan wajah yang kesal Agoes pun keluar dan berpindah posisi duduk dikursi supir. Sebelum Agoes melaju mobil dia meminta ijin untuk menyetir mobil dengan kecepatan maksimal seraya meminta maaf atas ketidaknyaman sepanjang perjalanan ini. Saat meninggalkan pelabuhan Sape sampai beberapa kilometer didepan kami masih dapat menikmati perjalanan dan berkomunikasi dengan bapak pemilik mobil. 

Namun saat memasuki jalan yang berliku, berkelok, patahan yang tajam dan jalan yang gelap dimana kami hanya mengandalkan penerangan dari kendaraan kami dan yang melintas dari arah yang berlawanan satu teman kami mulai resah dan mencoba untuk menyampaikan keresahannya ini kepada Agoes dengan suara berbisik. 

Saya coba menenangkan dia seraya memberi pengertian kalau kondisi jalan yang memang berliku dan keterpaksaan Agoes berpacu dengan waktu sambil meminta dia untuk melihat betapa tegangnya wajah supir kami yang membuat kami tidak berani untuk mengusiknya. Dia meminta plastik untuk jaga-jaga kalau-kalau dia mengeluarkan isi perutnya, saya spontan bilang tak ada walau sebenarnya ada dalam tas saya, hanya tak ingin sang supir mendengar kresek-kresek suara plastik yang membuat supir kami trauma dengan suaranya. Saya pun memberi dia minyak angin sambil terus berusaha mengalihkan perasaan mualnya.

Sepanjang perjalanan bunyi dering android Agoes sempat memecah konsentrasinya, tak hanya sekali dua kali atau semenit dua menit sampai akhirnya dia jawab 'lagi nyetir dek, kejar bis nanti aja telponnya!' jawabnya kepada sang kekasih hati. Android pun kembali menempati sakunya namun terus berdering entah dari siapa kali ini karena dia hanya melihat tanpa menjawab. 

Perjalanan terus berlanjut, wajah semakin tegang, mata mengawasi kondisi jalan yang gelap sambil sesekali melihat jam dan bertanya masih jauh pak? Sang bapak pun menjawab sudah dekat namun hanyalah sekedar jawaban untuk menenangkan karena nyatanya masih jauh. PHP julukan yang tepat untuk si bapak karena setiap kali ditanya sudah dekat beliau akan jawab sudah dekat sebentar lagi sampai.

Jam pun menunjukkan pukul 19.00 WITA saat kami masih terus melaju diatas trotoar. Ketegangan dan pucat pasi masih menggeliat diwajah kami, harap-harap cemas akan keberadaan bis. Fiiuuuh akhirnya kami pun tiba diterminal, segera mengambil barang masing-masing dibagasi mobil, membayar sewa mobil serta berpamitan dengan si bapak seraya mengucapakan terima kasih. Agoes pun bergegas menemui sang penjual tiket, aman tiket sudah ditangan Mandalika siap menyambut kembalinya para petualang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun