Mohon tunggu...
Lukman Nul Hakim
Lukman Nul Hakim Mohon Tunggu... karyawan swasta -

apalah daya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilu : Bagaimana Jika Calon yang Anda Dukung Kalah?

25 Juni 2014   17:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:02 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suka atau tidak suka, kenyataan memang tidak selalu sesuai harapan. Maka bersiaplah bagi anda yang membela mati-matian salah satu kubu terhadap fakta kekalahan yang akan terjadi di depan mata. Fakta yang mungkin paling anda dan sebagian besar orang takutkan, yaitu dipimpin oleh pemimpin yang "ANDA/ORANG LAIN FIKIR" memiliki maksud terselubung, atau tidak layak memimpin.

Kini pemilu tak lagi bersifat rahasia, setiap orang bisa dengan bebas menyuarakan aspirasinya sesuka hati. Secara terang-terangan masyarakat beropini mengenai kelebihan serta keunggulan calon yang ia dukung dan menjelek-jelekkan dan menonjolkan keburukan dari kubu lawan. Sayangnya, sifat seperti ini menjadikan masyarakat kehilangan akal sehat, terpengaruh oleh isu-isu yang sengaja dikembangkan guna mempengaruhi pemikiran masyarakat. Saya teringat lirik lagu yang dibawakan oleh Ipang BIP yang berjudul "Bintang Hidupku" dalam bait ke 3 tertulis "Apapun yang kau lakukan, Baik dan buruk bagiku, Tetap indah". Lagu ini bercerita tentang dirinya (Ipang BIP) yang mengidolakan seorang bintang. Sadarkan diri anda bahwa salah adalah salah, bukanlah suatu hal yang harus dibenarkan hanya karena semata-mata anda adalah seorang yang mendukungnya. Pembenaran/mengelak terhadap hal yang salah adalah sikap yang salah.

Saya lebih setuju kepada mereka yang mengatakan "Saya memilih calon ini karena lebih sedikit keburukan serta potensi keburukannya dari calon yang lain". Anda tahu? Ciri pejabat yang baik adalah ia yang tidak mengajukan diri sebagai orang untuk menjabat dalam suatu posisi. Alasannya adalah, ia memiliki tujuan tertentu untuk menggunakan kekuasaannya kelak. Kalaupun tidak ada, maka ia termasuk orang yang sombong dan merasa dirinya lebih baik dari yang lain. Mengenai isi hati orang lain, who knows? Sedikitpun anda tidak akan pernah mengetahui secara pasti apa yang ada dalam hatinya. Sayangnya kita memang tinggal di negeri yang mau tidak mau orang baik sekalipun terpaksa untuk menjadi tidak baik.

Dengan terbelahnya dua kubu, membuat persaingan semakin panas. Ditambah lagi Internet yang kini menjadi media penting dalam ajang saling mencibir dan mencerca satu sama lain membuat suasana bak di medan perang. Terjadi banyak perdebatan di Internet baik melalui forum, media sosial, serta portal berita, membuat orang awam sekalipun menjadi Melek Politik walau hanya sekedar ikut-ikutan. Siapapun yang akan terpilih nanti dan jika sosok yang anda dukung ternyata kalah dalam pemilihan, suka atau tidak suka anda harus mengikuti dan mematuhi pemimpin yang dulu anda khawatirkan akan memimpin. Karena ia bersama tim nya lah yang akan memperbaiki sistem dan membangun sistem dengan tujuan "entahlah". Sekali lagi sampaikan, jika memang nanti terdapat kebijakan yang memang anda nilai baik bagi rakyat maka dukunglah walau ia adalah pemimpin yang tidak anda harapkan sebelumnya. Sebaliknya jika terdapat kebijakan yang tidak baik bagi masyarakat maka tolaklah. Saatnya berfikir secara obyektif.

Pilihlah calon pemimpin yang lebih sedikit keburukannya. Sedikitnya keburukan tidak berarti ia memiliki lebih banyak kebaikannya. Pemimpin sejati adalah ia yang akan merasakan lapar lebih lama dari rakyatnya. serta akan terjaga lebih lama dari rakyatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun