Mohon tunggu...
Lona Hutapea
Lona Hutapea Mohon Tunggu... Wiraswasta - Student

Lifelong learner. Memoirist.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Hari Frankofoni 20 Maret - Bahasa Prancis di Mata Saya

20 Maret 2016   12:43 Diperbarui: 21 Maret 2016   06:47 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Membuka peluang

Menguasai bahasa Prancis membuat Anda – terutama generasi muda, ‘bonus demografi’ Indonesia yang digadang-gadang sebagai ‘generasi emas’ – bisa membentangkan sayap jauh lebih lebar ke mancanegara. Jangan hanya puas bisa berbahasa Inggris. Hari giniii…. Kagak cukup!
Saat ini beragam peluang beasiswa terbuka lebar di negara-negara Eropa, termasuk Prancis. Biaya kuliahnya pun lebih bersahabat dibanding AS atau Inggris, misalnya.

3. Jembatan ke bahasa lain

Bahasa Prancis termasuk rumpun bahasa Romance languages yang memiliki akar bahasa Latin bersama Spanyol, Italia, dan Portugal. Artinya dengan menguasai bahasa Prancis akan lebih mudah untuk mempelajari bahasa serumpun lainnya. Tentu tidak otomatis bisa, tapi paling tidak tak perlu mulai dari nol besar, karena pasti banyak sekali kemiripannya.

4. Memperkaya jiwa

Charlemagne, pemimpin besar Eropa Barat zaman baheula yang sering kita dengar namanya di kelas pelajaran Sejarah pernah berkata, ‘Avoir une autre langue, c’est posséder une deuxième âme.’ - Menguasai bahasa baru laksana memiliki jiwa kedua.

Belajar bahasa apa pun memang bisa jadi sarana mengembangkan diri, memperluas wawasan dan memperkaya jiwa, karena belajar bahasa suatu bangsa berarti juga menenggelamkan diri dalam khasanah budayanya. 

Bahasa Prancis adalah bahasa yang kompleks, presisi, dan amat indah. Tanpa tujuan tertentu pun, simply mempelajarinya akan mengasah logika dan menciptakan sudut pandang baru dalam melihat dunia. Memiliki jiwa kedua, kata Charlemagne. Dan memang demikian adanya.

 

"The limits of my language means the limits of my world." - Ludwig Wittgenstein

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun