Dalam rangka menyambut Festival Sinema Prancis 2015, Rabu 25 November 2015 yang lalu, Pusat Kebudayaan Prancis atau IFI (Institut Français d’Indonésie), dulu dikenal sebagai CCF (Centre Culturel Français), menyelenggarakan Press Conference & Screening di Auditorium IFI Thamrin, satu gedung dengan Kedutaan Besar Prancis (Ambassade de France).
Wakil Kompasiana
Saya berkesempatan hadir di sana, bersama sekitar 40-an insan pers dari berbagai media. Di Daftar Hadir, tertera nama saya sebagai wakil Kompasiana, di antara media-media mainstream. Kebetulan karena pernah menulis dua buku tentang pengalaman selama tinggal Paris – PARIS – C’est Ma Vie (Desember 2012) dan Voilà La France (April 2015) – saya kerap berkomunikasi dengan beberapa staf IFI.
Selain sebagai penulis buku, mereka mengenal saya sebagai Kompasianer, seperti tertulis dalam pengantar buku-buku saya. Oh ya, sebagai catatan, endorsement pada kedua buku itu di antaranya berasal dari Kang Pepih Nugraha dan Mas Junanto Herdiawan, para sesepuh Kompasiana.
20 Tahun, 4 Hari, 9 Kota    Â
Kembali ke Festival Sinema Prancis (FSP) yang akan berlangsung minggu depan, 3-6 Desember 2015, serentak di 9 kota – Jakarta, Bandung, Bandung, Denpasar, Malang, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Makassar, dan Balikpapan. Ini kesempatan luar biasa bagi para pecinta sinema untuk menikmati karya-karya sineas asing yang tidak ‘mainstream’. Selama ini film-film produksi Hollywood memang lebih mendominasi bioskop-bioskop di tanah air, padahal sebetulnya ada banyak alternatif lain yang tidak biasa, tak kalah menarik dan patut diperhitungkan.
FSP merupakan festival film asing paling ‘tua’ di Indonesia. Pada 2015, perhelatan FSP menapaki tahun ke-20. Pihak IFI sebagai penyelenggara patut diacungi jempol atas konsistensi dan kerja kerasnya selama 20 tahun! Banyak perkembangan signifikan yang berhasil dicapai.
Konselor Kerjasama dan Kebudayaan Kedubes Prancis sekaligus Direktur IFI, Marc Piton, menyatakan bahwa 20 tahun FSP menjadi momen untuk melihat banyaknya perubahan yang menggembirakan, tak hanya bagi film Prancis tetapi juga film Indonesia, yang kini makin meningkat baik jumlah maupun kualitasnya. Dari segi kerja sama, kolaborasi industri perfilman kedua negara juga makin baik, dengan bertambahnya jumlah ko-produksi film Indonesia-Prancis maupun film Indonesia yang mengambil tempat syuting di Prancis.
Marc Piton yang baru saja menjabat Direktur IFI beberapa bulan ini, sebelumnya pernah bertugas sebagai Atase Audiovisual Kedubes Prancis di Jakarta, 1999-2003. Beliau termasuk salah satu tokoh yang menginisiasi FSP dan kini berkesempatan menyaksikan buah manis dari upaya yang dimulai jauh sebelumnya. Saat ini posisi Atase Audiovisual dijabat oleh Arnaud Miquel yang juga hadir sebagai pembicara dalam Konferensi Pers.
Duta Festival Sinema Prancis 2015
Perayaan 20 tahun FSP turut dimeriahkan dengan penetapan 2 orang tokoh perfilman Indonesia sebagai Duta FSP 2015, Garin Nugroho dan Tara Basro.