Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Â
      Puisi ini sangat cocok dengan kamu yang sedang berada di fase mencintai, layaknya isi dari puisi ini adalah mencintai. Mencintai dengan sederhana. Mari kita bahas lebih dalam, namun sederhana.
      Bait pertama "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana" pengungkapan cinta, yang si penyair menjelaskan bahwa ia ingin mencintai pujaannya dengan sangat sederhana. Bait kedua dan ketiga memberikan isinya, "dengan kata yang tak sempat di ucapkan, kayu kepada api yang menjadikannya abu", katakan saja bahwa cinta tidak cukup dengan kata-kata saja, cintanya sederhana, lebih dari itu.
      Bait keempat "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana" pengulangan kalimat yang menjadi tekanan, dimana kalimat itu di ulang bahwa ia lebih meyakinkan lagi isinya. Bait kelima dan keenam "dengan isyarat yang tak sempat di sampaikan, awan kepada hujan yang menjadikannya tiada." Bahkan, bahasa isyarat pun tak ada apa-apanya jika di sandingkan dengan cinta. Cintanya sederhana, tidak dengan kata-kata atau bahasa isyarat sekali pun. Cintanya sederhana dan murni, pengorbanan cinta tentunya lebih dari itu.
      Tak hanya itu, tiap kata yang Sapardi gunakan dalam puisi ini, sangat mudah di pahami oleh pembaca. Sederhana tapi dalam maknanya, seperti cinta yang tumbuh dengan sederhana, namun perasaannya tidaklah sederhana.
      Lalu, bagaimanakah cinta sederhana versimu? Sapardi mengungkapkan isi cintanya berupa puisi sederhana. Puisi yang memiliki makna cinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H