Mohon tunggu...
Danditya Lombo
Danditya Lombo Mohon Tunggu... Perawat - PROUT TO BE A NURSE

Nursing Sciences Student DE LA SALLE CATHOLIC UNIVERSITY OF MANADO

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Beda Konsep dan Pencegahan Penyakit Menular pada Sistem Respirasi antara TBC Paru dan Covid-19

16 Desember 2020   23:48 Diperbarui: 17 Desember 2020   00:38 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PERBEDAAN KONSEP DAN PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR PADA SISTEM RESPIRASI ANTARA TUBERKULOSIS PARU DAN COVID-19

Danditya Lombo
Fakultas Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado

Email: dandz.lo1230@gmail.com


 Abtract
Tuberculosis is a direct infectious disease caused by tuberculosis germs. Generally transmission occurs indoors where sputum sparks persist for a long time. Good ventilation and direct exposure to sunlight can kill these germs. In dark and humid room conditions, germs can survive.
Coronaviruses are a large family of viruses that cause disease in humans and animals. In humans it will cause respiratory tract infections, ranging from the common cold to serious illnesses such as Middle-East Respiratory Syndrome (MERS) and Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Covid-19 is caused by SARS-COV2, which belongs to the same Coronavirus family as the cause of SARS in 2003, only with a different type of virus. This virus is transmitted through sputum droplets from the respiratory tract. The death rate of TB disease is also quite high, which is 13 people per hour who die from TB. Undiscovered cases also have a very high transmission potential, as is the case with Covid-19. The aim of this study is to provide appropriate prevention methods for pulmonary tuberculosis and Covid-19. This type of research is qualitative research with the literature review method or literature study, namely a series of activities relating to the method of collecting library data, reading and taking notes, and managing research materials.
The nature of this research is descriptive analysis, namely the literary decomposition of the data that has been obtained, then given an understanding and explanation so that it can be properly understood by readers. The data obtained from this study are secondary data sources. It is hoped that the results of this study will be able to understand the concept of pulmonary tuberculosis and Covid-19 and
apply different concepts to prevent related diseases.

Keywords: concept of disease, direct infectious disease, respiratory system, tuberculosis, COVID-19

Abstrak
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis . Umunya penularan terjadi didalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi yang baik dan paparan sinat matahari secara langsung dapat membunuh kuman tersebut.Pada kondisi ruangan yang gelap dan lembab,kuman dapat bertahan hidup.
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia akan menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai dari flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle-East Respiratory Syndrome dan sindrom pernapasan akut berat atau Severe Acute Respiratory Syndrome . Covid-19 disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga besar Coronavirus yang sama dengan penyebab SARS pada tahun 2003,hanya berbeda jenis virusnya. Virus ini menular melalui percikan dahak dari saluran pernapasan. Angka kematian penyakit TBC juga cukup tinggi, yaitu ada 13 orang per jam yang meninggal karena TBC. Kasus yang belum ditemukan juga memiliki potensi penularan yang sangat tinggi, sama halnya dengan Covid-19. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan metode pencegahan yang tepat dari penyakit TB Paru dan Covid-19. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode literature review atau studi literatur, yaitu serangkaian kegiataan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian.
Adapun sifat dari penelitian ini adalah analisis deskriptif, yakni penguraian secara literatur data yang telah diperoleh, kemudian diberikan pemahaman dan penjelasan agar dapat dipahami dengan baik oleh pembaca. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah sumber data sekunder. Hasil dari penelitian ini diharapakan pembaca dapat memahami konsep penyakit TB paru dan Covid-19 dan menerapkan perbedaan konsep cara pencegahan dari suatu penyakit yang saling berhubungan.

Kata kunci: konsep penyakit, penyakit menular, sistem respirasi, tuberkulosis, COVID-19

PENDAHULUAN
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman tuberculosis. Umumnya penuluaran terjadi didalam ruangan dimanan percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi yang baik dan paparan sinar matahari secara langsung dapat membunuh kuman tersebut. Pada kondisi ruangan yang gelap dan lembab, kuman dapat bertahan hidup. Daya penularan seoarang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan ukam diudara dan lamanya menghirup udara tersebut.
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia akan menyebabkan infeksi saluran pernapasan, mulai dari flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle-East Respiratory Syndrome dan sindrom pernapasan akut berat atau Severe Acute Respiratory Syndrom. Covid-19 ini disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga besar Coronavirus yang sama dengan penyebab SARS pada tahun 2003, hanya saja berbeda jenis virusnya. Pada ruangan yang terpapar virus ini dengan kondisi ruangan yang tertutup, sirkulasi udara yang kurang baik atau kontak langsung dengan droplet, maka risiko penularannya sangat tinggi.
Menurut Global Tuberculosis Report 2017 yang disusun oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), TB masih menjadi 1 dari 10 penyebab kematian diseluruh dunia peringkat 9, dan menjadi penyebab kematian karena infeksi tertinggi di seluruh dunia di atas HIV/AIDS. Data epidemiologi dari WHO, tercatat 10.400.000 orang menderita TB dan 1,7 juta di antaranya meninggal dunia.
Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, estimasi kasus TBC di Indonesia mencapai 845.000 jiwa dan yang telah ditemukan sekitar 69% atau sekitar 540.000 jiwa. Angka kematian penyakit TBC juga cukup tinggi, yaitu ada 13 orang per jam yang meninggal karena TBC. Kasus yang belum juga memiliki potensi yang sangat tinggi, sama halnya dengan Covid-19.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan metode literature review atau studi literatur, yaitu serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengelolah bahan penelitian.
Menurut Danial dan Warsiah, studi literatur merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku atau mencari referensi teori yang relevan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan.
Tujuan atau hasil dari studi ini adalah terkumpulnya referensi yang relevan dengan perumusan masalah. Adapun sifat dari penelitian ini adalah analisis deskriptif, yakni penguraian secara literatur data yang telah diperoleh, kemudian diberikan pemahaman dan penjelasan agar dapat dipahami dengan baik oleh pembaca. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan filosofis (penalaran sistematis) dan pendekatan pedagogis (penjelasan secara rinci). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik dokumentasi dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, makalah, artikel atau jurnal. Data yang diperoleh dari penelitian ini bersumber pada data jenis data sekunder (secondary source). Instrument dalam penelitian ini adalah skema/peta penulisan dan format catatan penelitian (mapping jurnal terdahulu.

PEMBAHASAN
Apa yang dimaksud dengan penyakit menular?
Menurut para ahli, penyakit menular dapat didefinisikan sebagai penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang sat uke orang yang lain) baik secara langsung maupun tidak langsung melalui perantara atau penghubung. Penyakit menular ini ditandai dengan adanya agent atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah serta menyerang host atau inang yang disebut dengan penderita. Dalam dunia medis, penyakit menular disebabkan oleh sebuah agen biologi seperti virus, bakteria atau parasite dan bukan disebabkan oleh faktor fisik misalnya luka bakar atau kimia seperti keracunan. Hal-hal yang berkaitan dengan proses terjadinya penyakit menular yaitu faktor penyebab dalam proses perjalanan penyakitnya berkaitan dengan organisme penyebab maupun cara penularannya. Unsur penyebab dikelompokkan juga dalam beberapa kelompok seperti kelompok organisme jenis serangga, cacing, jamur dan virus. Sumber penularan bisa dari penderita atau manusia dalam kedudukannya sebagai reservoir penyakit misalnya pada penyakit cacar, campak maupun TBC. Pembawa kuman, hewan sakit ataupun tumbuhan dan benda dengan keadaan pejamu baik dalam keadaan atau kondisi kesehatan secara umum, sistem kekebalan tubuh, status gizi dan faktor keturunan. Cara penularan dapat terjadi melalui kontak langsung, udara, makanan atau minuman dengan cara keluar masuknya sumber penyakit dari pejamu yakni melalui mukosa mulut atau kulit, saluran pencernaan,
pernapasan, reproduksi, gigitan nyamuk, suntikan, luka dan plasenta dari ibu ke bayi atau janin. Jenis kelompok penyakit menular dikelompokkan menjadi (1) jenis penyakit menular langsung seperti tetanus, polio, campak, kolera, rubella, demam kuning dan influensa/flu burung, (2) jenis penyakit tular vector atau pembawa penyakit seperti malaria, demam berdarah, chikungunya, kecacingan, rabies, dan lain sebagainya.

Tuberkulosis (TB)
Tuberkulosis yang disingkat dengan TB adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman atau bakteri yang menyebar dari satu orang ke orang lain melalui udara. TB biasanya mempengaruhi paru-paru tetapi juga dapat mempengaruhi bagian lain dari tubuh seperti otak, ginjal atau tulang belakang. Seseorang dengan penyakit TB dapat mati jika mereka tidak mendapatkan perawatan yang baik (CDC, 2011). Orang yang terinfeksi bakteri TB yang tidak sakit mungkin masih perlu pengobatan untuk mencegah penyakit tersebut yang bias berkembang dimasa selanjutnya. Tuberculosis (TB) merupakan salah satu ancaman kesehatan masyarakat yang utama, bersaing dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) sebagai penyebab kematian akibat penyakit menular di seluruh dunia. Perjalanan alamiah penyakit yaitu saat batuk atau bersin, penderita TBC dapat menyebarkan kuman yang terdapat dalam dahak ke udara. Dalam sekali batuk, penderita TBC dapat mengeluarkan sekitar tiga ribu percikan dahak. Bakteri yang berada diudara bias bertahan berjam-jam terutama jika ruangan gelap dan lembab, sebelum akhirnya terhirup oleh orang lain. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan di mana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Orang-orang yang beresiko tinggi terkena penularan TBC adalah mereka yang sering bertemu atau berdiam ditempat yang sama dengan penderita TBC, seperti keluarga, teman sekantor, atau teman sekelas. Meski demikian, pada dasarnya penularan TBC tidak semudah yang dibayangkan. Tidak semua orang yang menghirup udara yang mengandung bakteri TB akan langsung menderita TBC. Pada kebanyakan kasus, bakteri yang terhirup ini akan berdiam di paru-apru tanpa menimbulkan penyakit atau menginfeksi orang lain. Bakteri tetap ada di dalam tubuh sambal menunggu saat yang tepat utuk menginfeksi, yaitu, ketika daya tahan tubuh sedang lemah.
Ada 2 fase infeksi TBC dimana yang mungkin terjadi ketika seseorang menghirup udara yang mengandung bakteri TB, yaitu: (1) TBC Laten, terjadi ketika tubuh sudah didiami bakteri TB namun sistem kekebalan tubuh sedang baik, sehingga sel darah putih mampu melawan bakteri. Dengan demikian, bakteri tidak mampu menyerang dan tubuh tidak terinfeksi TBC. Gejalanya pun tidak di alami dan tidak berpotensi menulari orang lain. Meski begitu, bakteri dapat aktif dan menyerang kembali sewaktu-waktu, terutama saat sistem kekebalan tubuh sedang melemah. Meskipun dalam kondisi laten, sebaiknya tetap memeriksakan diri ke tenaga medis guna mendapatkan pengobatan tuberkulosis. Apabila seseorang yang sedang berada pada fase TBC laten tidak mendapatkan pengobatan, maka akan beresiko lebih tinggi untuk mengalami infeksi TB aktif. Begitu pula jika penderita TB laten memiliki kondisi medis lain, seperti kekurangan gizi atau malnutrisi, aktif merokok, diabetes atau infeksi HIV. Selanjutnya (2) TBC aktif, yaitu kondisi ketika seseorang sudah menderita penyakit TBC. Pada tahap ini bakteri TBC dalam tubuh telah aktif sehingga penderitanya mengalami gejala-gejala penyakit tuberkulosis. Penderita TB aktif inilah yang bisa menularkan penyakit TBC pada orang lain. Oleh karena itu, penderita TBC aktif disarankan untuk mengenakan masker, menutup mulut dan hidung ketika batuk atau bersin, dan tidak meludah sembarangan. Penderita TBC aktif juga perlu mendapatkan pengobatan TBC. Pengobatan ini perlu dilakukan secara rutin selama minimal 6 bulan. Pengobatan yang tidak selesai atau berhenti ditengah jalan dapat mengakibatkan kekebalan bakteri terhadap obat TB atau disebut juga T-MDR atau Multi Drug Resistant Tuberculosis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun