Kedewasaan seperti ini ditentukan oleh sikap menerima tanggung jawab dan kematangan berpikir. Dalam hal puasa, seseorang yang sudah baligh dan mampu mempertimbangkan perintah berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh tanggung jawab dan kedewasaan, niscaya ia akan melaksanakan puasa dengan sebaik-baiknya.
Orang lain yang telah mencapai usia remaja tidak melaksanakan puasa Ramadhan atau berpuasa tetapi tidak memahami makna puasa, akibatnya, ia hanya merasakan lapar dan haus.
Dalam bahasa Arab, puasa disebut sebagai al-imsaak, atau menahan diri. Puasa adalah menahan diri dari makanan, minuman, hubungan seksual dengan pasangan, dan aktivitas yang mengganggu dari terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari. Mentalitas "menahan diri" ini dapat membantu orang menjadi individu yang lebih dewasa.
Pada dasarnya manusia "berpikir" bahwa mereka berhak melakukan apa saja, baik atau buruk, termasuk berbuka puasa. Namun, orang yang sudah baligh harus "menjaga sikap" selama bulan Ramadan dengan tidak melakukan aktivitas yang membatalkan puasa.
Ia harus mempertimbangkan dan bertanggung jawab atas perannya sebagai manusia yang harus menjalankan ibadah puasa. Berbeda dengan anak-anak, yang masih memiliki pemikiran dan tindakan yang tidak terbatas.
Oleh karena itu saya bermaksud untuk mengajak saudara/i untuk menjalankan amalan puasa ini dengan sebaik-baiknya.Â
Demikian pidato yang saya dapat sampaikan, mohon maaf bila sekiranya ada salah perkataan saya pamit undur diri, Terimakasih.
Assalamualaikum warahmatullahi wabwrokatuh
Ditulis oleh Thoriq Abdurrahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H