Mohon tunggu...
Fardan Irham Fatarani
Fardan Irham Fatarani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa ilmu politik

memancing

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Kotak Kosong di Kota Pahlawan: Cermin Demokrasi atau Formalitas?

30 Desember 2024   10:25 Diperbarui: 29 Desember 2024   22:34 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surabaya. Sumber ilustrasi: KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Firman Noor, peneliti dari BRIN, menyoroti masalah ini sebagai salah satu akar stagnasi politik di daerah. "Partai cenderung pragmatis, hanya mendukung kandidat yang dianggap pasti menang, daripada memberi ruang bagi kader muda untuk bersaing," ujarnya dalam seminar politik regional.

Stabilitas Politik atau Stagnasi Demokrasi?

Banyak pihak menganggap Pilkada dengan calon tunggal sebagai tanda stabilitas politik. Namun, stabilitas tanpa kompetisi dapat menciptakan ilusi demokrasi yang sehat. Tanpa alternatif, masyarakat kehilangan kesempatan untuk membandingkan program kerja dan ide-ide baru yang mungkin lebih relevan.

Sosiolog Universitas Airlangga, Bagong Suyanto, berpendapat bahwa demokrasi membutuhkan kompetisi untuk berkembang. "Ketika tidak ada lawan, tidak ada pengawasan yang cukup kuat terhadap petahana. Hal ini berpotensi menciptakan monopoli kekuasaan yang merugikan masyarakat dalam jangka panjang," jelasnya dalam sebuah diskusi di Surabaya

Partisipasi Pemilih yang Rendah

Selain masalah dominasi politik, tingkat partisipasi pemilih yang hanya mencapai sekitar 60% menunjukkan adanya apatisme di kalangan masyarakat Banyak warga yang merasa bahwa memilih atau tidak memilih tidak akan mengubah hasil karena hanya ada satu kandidat. Hal ini menjadi indikator lemahnya keterlibatan publik dalam proses demokrasi.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pilkada Surabaya 2024 memberikan pelajaran penting: demokrasi yang sehat membutuhkan lebih dari sekadar partisipasi formal. Kompetisi politik adalah elemen esensial untuk memastikan bahwa pemimpin yang terpilih benar-benar mencerminkan aspirasi rakyat.

Bagi Surabaya, tantangan ke depan adalah mendorong partai politik untuk melakukan regenerasi yang lebih baik. Dukungan untuk kotak kosong bukan sekadar angka, tetapi pesan bahwa masyarakat menginginkan pilihan lebih banyak dan lebih baik. Jika ini diabaikan, demokrasi di tingkat lokal berisiko kehilangan maknanya.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun