Menularkan kegemaran bercocok tanam sejak dini sangat penting bagi anak-anak, mengingat bahwa sekarang ini minat generasi muda pada pertanian semakin menurun.Â
Mindset bahwa pertanian itu kotor biasanya tidak berlaku di kalangan anak-anak karena mereka memiliki kecenderungan untuk "berani kotor". Meskipun demikian, ada baiknya jika mereka juga diajarkan teknik lain bercocok tanam yang bersih.Â
Melihat peluang tersebut, mahasiswa KKN Tim Dusun Gadingan, Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana bekerjasama dengan Kepala Sekolah SD Rapah 02 di Desa Ngrapah mengadakan program Agric School. Program ini adalah suatu kursus singkat sehari yang mengajarkan siswa-siswi kelas 1, 2 dan 3 untuk bercocok tanam melalui teknik hidroponik.
Teknik bertani yang bersih
 Hidroponik pada dasarnya merupakan metode bercocok tanam dengan menggunakan media selain tanah. Metode ini tentu akan merombak mindset mayoritas anak-anak yang mengira bahwa menanam selalu dilakukan di tanah, di kebun, ataupun di sawah.Â
Menanam dengan metode hidroponik mempunyai beberapa kelebihan diataranya tidak membutuhkan lahan yang luas, dapat ditanam kapanpun, dan dimanapun serta hemat air. Hidroponik tidak perlu disiram setiap hari, cukup mengganti air nutrisi 3 hingga 4 minggu sekali maka tanaman hidroponik dapat tumbuh.
Respon siswa-siswi
Siswa siswi SD Rapah terlihat sangat antusias dengan kegiatan ini. Setiap kelompok berjumlah 10 anak didampingi 3 -- 4 mahasiswa dari KKN Tim Desa Ngrapah, Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW.Â
Mereka sangat bergembira dan bersemangat dalam mempraktikan pembuatan tanaman. Pengenalan dan praktik hidroponik sederhana diawali dengan tahap penjelasan tentang hidroponik di dalam kelas oleh mahasiswa KKN Tim Dusun Gadingan, Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW disertai dengan pembagian botol hidroponik sederhana.