Aku paham bahwa cerita ini berlatar di rumah sakit. Aku menyadarinya pada paragraf 9 pada kalimat "Operasi berhasil, pasien ada di ruang pemulihan?". Sebenarnya pada paragraf 2 juga sudah terlihat. Pada paragraf 2 bahkan latar tempat jika diteliti, sudah mulai menunjukan yang menggambarkan anggota keluarga yang menunggu dengan wajah lelah dan gundah, sudah menjadi bukti.
Menurutku pada paragraf 1 perasaan tokoh 'aku' saat mengatakan "mereka semua menatap padaku" mungkin campur aduk. Campur aduk di sini maksudnya ialah dengan mereka yang menggunjingkannya sambil melirik- liriknya pada paragraf 3. Diparagraf ini tokoh 'aku' ingin marah namun tidak bisa karena ada ikatan darah dengan mereka atau bisa disebut mereka juga keluarganya.
Menurutku perkataan Bahar "kamu tidak mau bergabung dan itu mengganggu" ini bermaksud baik. Bahar hanya ingin tokoh aku mau berkumpul bersama-sama. Karena Bahar ingin tokoh 'aku' ikut gabung berbicara bersama-sama.
Menurutku perasaan tokoh dalam paragraf 9 itu campur aduk. Campur aduk karena lega operasi berjalan lancar. Senang karena kakek selamat dari bahaya dan bahagia kakek bisa pulih.
Menurutku judul dari cerpen diatas sudah tepat. Karena cerpen diatas memang sudah menggambarkan cerita yang sesuai dengan judulnya. Di cerpen ini memang ada tokoh yang lebih penting dari tokoh 'aku' yakninya kakek.
 Sudut pandang cerita adalah posisi pengarang dalam menuangkan kisahnya. Sudut pandang merupakan salah satu unsur yang penting dalam suatu cerita. Alur cerita dapat berbeda tergantung sudut pandang yang digunakan penulis. Â
Ada 3 jenis sudut pandang dalam sebuah cerita. Sudut pandang orang pertama menggunakan kata ganti aku, saya, atau beta. Sudut pandang orang ketiga menggunakan kata ganti ia, dia, atau nama orang. Lalu yang terakhir, sudut pandang orang ketiga serba tahu dimana pengarang seolah-olah serba tahu segala tingkah laku dan pikiran semua tokoh.
Sudut pandang orang pertama adalah sudut pandang orang yang menggunakan kata ganti aku atau saya. Pada sudut pandang ini pembaca hanya bisa merasakan apa yang dirasakan tokoh aku. Narator merupakan tokoh yang akan terlibat dalam cerita tersebut.
Kata ganti sudut pandang orang pertama adalah "aku" dan "saya". "Aku" umumnya digunakan dalam situasi informal, seperti percakapan sehari-hari dengan teman sebaya. Sementara itu, "saya" lebih sering dipakai dalam situasi formal, seperti presentasi, pidato, atau penulisan karya ilmiah.
Paragraf yang menggunakan kata ganti orang pertama dalam cerita "Yang Lebih dari Aku" adalah paragraf 3. Aku kembali membaca bukuku, tetapi tak satupun kalimat kupahami. Suara-suara yang menyindirku itu masih terdengar, kadang diselingi tawa. Aku cukup yakin, jika aku mengangkat wajah, salah satu atau beberapa orang dari mereka sedang melirikku. Aku tidak suka, tetapi mau bagaimana lagi? Walau tak kukenal dengan baik, mereka semua terikat darah denganku. Â Â
Ini merupakan perubahan dari paragraf diatas menjadi sudut pandang orang ketiga tunggal. Dia kembali membaca bukunya, tetapi tak satu pun kalimat ia mengerti. Suara-suara yang menyindirnya itu masih terdengar, kadang diselingi tawa. Dia cukup yakin, jika dia mengangkat wajah, salah satu atau beberapa orang dari mereka sedang meliriknya. Dia tidak suka, tetapi mau bagaimana lagi? Walau tak ia kenal dengan baik, mereka semua terikat darah dengannya.