Sementara itu, konsep Kota 10 Menit memungkinkan tenaga kerja untuk bekerja dengan lebih efisien karena mereka tidak perlu menghabiskan banyak waktu di jalan. Produktivitas meningkat, dan hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat. Selain itu, kualitas hidup yang tinggi di kota yang ramah pejalan kaki dan bersepeda akan menarik talenta-talenta berkualitas dari berbagai penjuru dunia. Mereka yang memilih untuk tinggal dan bekerja di IKN akan menikmati lingkungan yang mendukung keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Meski potensi penerapan transportasi cerdas dan konsep Kota 10 Menit di IKN sangat besar, ada beberapa tantangan yang harus diatasi:
- Kesiapan infrastruktur teknologi, implementasi transportasi cerdas membutuhkan investasi besar dalam infrastruktur digital, seperti jaringan 5G, sensor lalu lintas, serta sistem pemantauan dan manajemen transportasi.
- Adaptasi masyarakat terhadap perubahan, edukasi dan sosialisasi diperlukan agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi ini secara maksimal.
Namun, di balik tantangan tersebut, peluang yang ditawarkan sangat besar. IKN memiliki kesempatan untuk menjadi contoh global dalam penerapan kota cerdas dan berkelanjutan. Dengan perencanaan yang matang dan investasi yang tepat, IKN dapat menjadi model bagi kota-kota lain di Indonesia, bahkan di dunia.
Penerapan transportasi cerdas dan konsep Kota 10 Menit di Ibu Kota Nusantara merupakan langkah strategis untuk mendorong daya saing ekonomi kota tersebut. Dengan mengedepankan efisiensi, inovasi, dan keberlanjutan, IKN dapat menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Di tengah tantangan pembangunan kota baru, IKN memiliki peluang besar untuk menjadi pelopor dalam menciptakan kota masa depan yang cerdas, efisien, dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H