Mohon tunggu...
Lokawarta STAI Muttaqien
Lokawarta STAI Muttaqien Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lembaga Pers Mahasiswa

Lembaga Pers Mahasiswa atau biasa disebut LPM, merupakan organisasi kemahasiswaan yang bergerak di bidang jurnalistik. Adapun nama dari LPM ini yaitu Lokawarta dan bermarkas di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) DR. KH. EZ. Muttaqien, Purwakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Meraih Keberkahan Melalui Malam Lailatul Qodar

7 April 2024   01:30 Diperbarui: 21 April 2024   13:37 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak terasa kita sudah berada di penghujung bulan Ramadan, sebelum berakhir jangan sia-siakan waktu dan kesempatan di bulan ramadan ini dengan tidak melakukan apa-apa, bermalas-malasan, rebahan aja sambil scroll medsos, setiap harinya diisi dengan tidur seharian, sehingga bulan ramadan berakhir begitu saja mengalir seperti air. Kalau setiap harinya diisi dengan kegiatan yang kurang bermanfaat tentunya malah kita gak dapet pahala dan keberkahan di bulan Ramadhan ini. Yakin mau seperti itu? Yang benar aja? rugi dong! 

Tentunya kita sebagai seorang muslim sejati hanya ingin mengharapkan ridho Allah SWT dan mendapatkan kkeberkahan di bulan suci Ramadhan,  dengan mengerjakan amalan-amalan baik dengan memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada sang maha khalik. Karena bulan Ramadan ini adalah bulan yang penuh dengan keberkahan. Selain rahmat dan pahala yang berlipat Allah SWT juga memberikan limpahan ampunan kepada hamba-hambaNya yang beriman dan beramal shalih. Karena itulah Ramadhan juga disebut sebagai bulan ampunan (Syahrul-Maghfirah). Sudah sepantasnya kita sebagai seorang Muslim yang mengharapkan ampunan Allah SWT  hendaknya melaksanakan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya agar mendapatkan ampunan yang sempurna. Bukankah tak ada satu pun manusia yang tidak terlepas dari dosa dan kesalahan ? namun sebaik-baiknya mereka adalah yang segera bertaubat dan tidak mengulangi kesalahannya. Rasulullah Saw bersabda,

"Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat". (HR Tirmidzi 2499).

Selain sebagai bulan penuh ampunan, Bulan Ramadhan ini menjadi bulan istimewa, yang paling utama, dan mulia diantara bulan-bulan lainnya. Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik daripada seribu bulan, yaitu Malam Lailatul Qadar. 

Berbicara tentang malam laitul Qadar juga merupakan Malam yang sangat dinanti oleh seluruh umat muslim di seluruh dunia. lalu apa sih yang dimaksud dengan malam laitul Qadar itu? apa yang harus kita lakukan di malam laitul Qadar? lantas kenapa orang-orang muslim di seluruh dunia berburu malam Lailatul Qadar? memangnya apa yang istimewa dari malam Lailatul Qadar ini?  nah biar gak penasaran, langsung aja mari kita bahas satu persatu pada pembahasan kali ini. 

Seperti yang telah kita ketahui bahwa, malam Lailatul Qadar adalah malam yang sangat istimewa di bulan Ramadan, dan disebutkan dalam Al-Quran sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Malam ini sangat penting bagi umat Muslim karena pada malam ini diturunkannya Al-Quran yang menjadi petunjuk bagi umat manusia. Malam latul Qadar adalah malam yang penuh dengan keutamaan dan ampunan. Allah SWT menyediakan malam penuh keistimewaan pada malam Lailatul Qadar. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Artinya: "Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari, no. 1901)

Semangat Ummat Islam dalam menyambut Lailatul Qadar semata-mata karena kemuliaan serta keberkahan malam tersebut yang secara runtut dijelaskan dalam Surat al-Qadr ayat 1 - 5. yang artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Quran) pada Lailatul qadar. Dan tahukah kamu apa Lailatul Qadar? Malam kemuliaan itu lebih baik dari 1000 bulan. Pada malam itu turun malaikat dan Jibril dengan ijin tuhan mereka untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar". ( Q.s al-Qadr ayat 1-5 )

Tidak hanya disebutkan di dalam surat al-Qadr saja. Akan tetapi, juga terdapat di dalam Surat ad-Dukhan ayat 3, Firman Allah Swt yang artinya: "Sesungguhnya kami (mulai menurunkanya pada malam yang diberkahi (Lailatulqadar). sesungguhnya kamilah pemberi peringatan." (Q.s Ad-Dukhan ayat 3 ) 

Beribadah di malam lailatul Qadar lebih baik dari 1000 bulan. Allah SWT ingin memuliakan ummat nabi Muhammad SAW dengan melipat gandakan amalan di malam lailatul Qadar.  Malam lailatul qadar tersebut lebih baik dari beribadah selama 83 tahun 4 bulan. 

Tanda-tanda malam Lailatul Qadr dan Keistimewaannya

Adapun beberapa  hadits meriwayatkan tentang tanda-tanda malam lailatul qadar yang jatuh pada sepuluh malam terakhir Ramadhan. Dari Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil dalam 10 terakhir di bulan Ramadan." ( HR. Bukhari)

Ada beberapa tanda-tanda malam Lailatul Qadar, dikutip dari penjelasan Ustadz Abu Abdillah Arief Budiman pada laman Almanhaj dan Ustad Muhammad Abduh Tuasikal dalam Rumaysho.

1. suasana malam tenang 

Hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu, ia berkata Artinya: "Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda tentang (tanda-tanda) Lailatul Qadr: "Malam yang mudah, indah, tidak (berudara) panas maupun dingin, matahari terbit (di pagi harinya) dengan cahaya kemerah-merahan (tidak terik)."

2. Matahari Terbit dengan Jelas

Dari Abi bin Ka'ab bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Shubuh hari dari malam lailatulqadar matahari terbit tanpa sinar, seolah-olah mirip bejana hingga matahari itu naik." (HR. Muslim)

Sebagaimana dikatakan oleh Ubay bin Ka'b Radhiyallahu anhu pada hadits:

Artinya: "Dengan tanda yang pernah Rasulullah kabarkan kepada kami, yaitu (matahari) terbit (pada pagi harinya) tanpa sinar (yang terik)."

3. Malam Begitu Cerah

Dalam hadits Ubadah bin Ash Shamit Radhiyallahu anhu, ia berkata:

Artinya: "Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Lailatul Qadr (terjadi) pada sepuluh malam terakhir. Barangsiapa yang menghidupkan malam-malam itu karena berharap keutamaannya, maka sesungguhnya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang. Dan malam itu adalah pada malam ganjil, ke dua puluh sembilan, dua puluh tujuh, dua puluh lima, dua puluh tiga atau malam terakhir di bulan Ramadhan," dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya tanda Lailatul Qadr adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadr adalah, matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu."

4. Udara Tidak Terlalu Panas atau Dingin

Sebagaimana dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Artinya: "Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan."

Kendati demikian, para ulama mengingatkan bahwa tanda-tanda alam ini tidak bersifat mutlak. Kepastian mengenai malam Lailatul Qodar, tidak ada yang mengetahui kecuali Allah SWT. Sebagai manusia, kita hanya bisa berusaha dan berikhtiar untuk mengejarnya. Oleh karena itu, lebih penting bagi kita sebagai umat Islam untuk terus memperbanyak ibadah dan berdoa pada setiap malam bulan Ramadan, tanpa terpaku pada fenomena alam tertentu. Keistimewaan Lailatul Qadar tidak hanya tercermin dari tanda-tanda alam, tetapi juga dari keberkahan ibadah dan kekhusyukan dalam berdoa pada malam-malam tersebut. 

Amalan-amalan di malam Lailatul Qadar

Adapun beberapa amalan yang dianjurkan oleh Rasullah SAW di malam Lailatul Qadar, diantaranya :

Pertama, menggiatkan diri untuk beribadah dan beritikaf di masjid. Ibadah ini merupakan ajaran yang dipraktikkan secara langsung oleh Rasulullah Saw. Dari Siti Aisyah diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw melakukan I'tikaf pada 10 terakhir Ramadan semenjak beliau menetap di kota Madinah hingga beliau wafat.

Dari 'Aisyah, ia berkata, "Bahwasanya Nabi SAW biasa beri'tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beri'tikaf setelah beliau wafat." (H.R. Bukhari, no. 2026 dan Muslim, no. 1172).

Beri'tikaf merupakan usaha untuk mendekatkan diri (muraqabah) kepada Allah dengan penuh ikhlas. Pada momentum inilah kita menyerahkan diri kepada Sang Khaliq. Kita berupaya untuk taat beribadah kepada Allah Swt sesuai petunjuk-Nya dan tak ingin berpaling dari-Nya. Seolah-olah kita berdiri di depan pintu rahmat-Nya menunggu datangnya pengampunan dari Allah Swt.

Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Nabi SAW biasa beri'tikaf pada bulan Ramadhan selama sepuluh hari. Namun pada tahun wafatnya, Beliau beri'tikaf selama dua puluh hari". (H.R. Bukhari, no. 2044).

Kedua, memperpanjang salat malam  perbanyak doa dan dzikir ( membaca doa Lailatul Qadar). Adapun doa yang dianjurkan berdasarkan hadis shahih yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, an-Nasai, dan Ibn Majah adalah sebagai berikut:

"Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang apa yang harus dia ucapkan jika mengetahui malam Lailatul Qadar. Rasulullah SAW menjawab: "Allhumma innaka 'afuwwun karmun tuhibbul 'afwa, fa'fu 'ann." Artinya: "Tuhanku, sungguh Kau maha pengampun lagi pemurah. Kau menyukai ampunan, oleh karenanya ampunilah aku."

Ketiga, membangunkan keluarga untuk bersama-sama menghidupkan malam tersebut. 

Dari Aisyah radhiallahu 'anha, ia berkata: Artinya: "Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam apabila telah masuk sepuluh terakhir bulan Ramadhan beliau menguatkan sarungnnya (bersungguh-sungguh), menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Jadi, pada kesimpulannya malam Lailatul Qadar memiliki keistimewaan bahwa Allah SWT sang maha pencipta semesta alam, menurunkan lailatul qadar agar kita sebagai hambanya dapat mengambil hikmah dari amalan-amalan selama hidup, Allah akan memuliakan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih karena Allah Maha mengetahui atas segala sesuatu yang terjadi. Terlepas dari tanda-tanda dan hadits-hadits yang meriwayatkan datangnya lailatul qadr, Lantas apa yang harus kita lakukan sekarang? Kita sebagai seorang muslim kewajiban utamanya adalah mengimani hal tersebut dengan terus memperbanyak amalan-amalan baik yang mendatangkan keberkahan utamanya di bulan Ramadhan. Adapun amalan yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan terutama  di malam sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, diantaranya adalah beri'tikaf di masjid, tadarus Al-Qur'an, memperbanyak doa dan dzikir, bershadaqah di hari jum'at dan waktu subuh, qiyamu al-lail, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. 

waallahu A'lam bishawab..

Penulis: Tria Rizki Lestari

Editor: Nazaiqa Ikhwannul Haq 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun