Bayangin aja, aku bekerja selama 6 tahun di sana, ga seperti kerjaan lainnya yang paling lama kugeluti selama 2 tahun, ada yang cuma 3 bulan. Di sanalah, aku banyak belajar dunia menulis. Bahkan, aku pun diperkenalkan dengan dunia sosial media, bagaimana aku dapat memakai sosial media sebagai penyaluran tulisanku. Nah, itulah yang pada akhirnya aku geluti sekarang.
Namun sebelum aku kerja sendiri seperti ini, tentu banyak yang harus aku persiapkan terlebih dahulu sebelum benar-benar terjun. Yang pertama, tentu persiapan mental. Perubahan mental ini ga mudah dan sampai sekarang setelah 6 bulan kerja sendiri, aku tetap masih penyesuaian. Bayangin aja, dulu kerjanya 8am-5pm, sekarang harus ngatur waktu sendiri. Kalau tiap hari berleha-leha bisa, tapi duit juga ga datang. Yang kedua, persiapan teknis. Misalnya aja nih, aku yang dulunya punya fasilitas kesehatan seperti asuransi, sekarang harus dari kocek sendiri. Makanya, aku pun buat persiapan. Mudah-mudahan Tuhan berikan aku kesehatan terus, tapi kalaupun harus masuk rumah sakit sekarang aku punya asuransi. Kalaupun tidak, ya anggap aja seperti investasi karena memang asuransi yang kuambil punya manfaat investasinya. Sepuluh tahun mendatang, ya uang kembali. Jadi anggap aja nabung. Selain itu, tentu juga perlu siapin dana emergency, dana buat mencari klien, dana untuk kehidupan sehari-hari dan lain sebagainya. Setelah semua persiapan itu, barulah aku berani terjun.
Aku ingin memberikan sumbangsih kepada dunia lewat tulisanku. Saat ini memang aku bukanlah siapa-siapa, aku juga belum menghasilkan tulisan yang bisa bikin heboh kayak Andre Hinata atau yang terus abadi kayak Agatha Christie. Namun, aku ingin meninggalkan jejak lewat tulisanku kepada dunia, agar dunia melihat ada keindahan dalam sebuah tulisan, ada pelajaran, ada kesenangan hidup, dan kepribadian di dalamnya.
Jadi, setelah 6 tahun aku bekerja, dengan uang pensiunan dan gaji terakhir yang aku dapatkan, akupun berhenti kerja. Aku bertekad untuk mandiri. Mencari hal-hal baru lewat dunia tulis-menulis dan aku ingin menjalaninya sebagai karirku di masa depan. Saat ini, memang penghasilan yang aku dapatkan belum sebesar gaji terakhirku, memang aku harus berhemat dan mulai lagi dari awal. Namun, aku tidak akan dan tidak mau menyerah mengejar hasratku, impianku, cintaku kepada dunia menulis. Aku tahu, Tuhan pasti melihat orang yang bersungguh-sungguh dan memberikan jalan terbaik. Amin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
