Meskipun gerakan pemuridan pada zaman modern ini semakin sering dipraktekkan di banyak gereja di Indonesia, tidak bisa dipungkiri juga kenyataan bahwa terkadang gerakan pemuridan ini tidak mudah. Banyak sekali hal yang membuat jalannya gerakan pemuridan menjadi terhambat. Salah satunya adalah karena hilangnya generasi muda dari kehidupan gereja.
Banyak hal yang membuat mereka terhilang dari gereja. Entah itu karena kesibukan sekolah ataupun mungkin saja karena pergi hangout dengan teman-teman mereka. Mereka seakan-akan lebih memprioritaskan kepentingan di luar gereja daripada kegiatan di gereja itu sendiri. Karena hal-hal seperti inilah banyak anak remaja yang hilang dari gereja dan identitas mereka sebagai remaja Kristen pun juga perlahan pudar.Â
Baca juga: Hip Hop Vs Gereja (Hilangnya Pemuridan di Dalam Gereja)
Perkembangan zaman yang cepat sekarang ini pun juga berpengaruh terhadap hilangnya anak remaja dari kehidupan gereja. Saat ini banyak sekali hiburan-hiburan duniawi yang menyenangkan muncul dan hal itu justru mengalihkan perhatian anak remaja dari kehidupan di gereja kepada kehidupan duniawi yang lebih menyenangkan. Lebih-lebih kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak remajanya juga bisa berpengaruh terhadap hal ini.
Untuk menjawab permasalahan ini, penting bagi hamba Tuhan di gereja untuk memikirkan pemuridan yang baik bagi generasi remaja agar mereka bisa dibawa kembali kepada kehidupan orang Kristen yang sesungguhnya sesuai dengan apa yang Tuhan mau. Namun, para pemimpin gereja atau hamba Tuhan harus benar-benar memikirkan cara yang baik dalam menjangkau anak-anak remaja yang mulai hilang ini. Banyak umat Kristen saat ini yang terkadang memiliki pandangan yang salah tentang pemuridan. Mereka lebih sering menganggap bahwa pemuridan itu hanya sekedar program atau kelas yang diikuti begitu saja dan bukan merupakan suatu proses yang penting dalam kehidupan mereka sebagai orang Kristen sejati.[4]
Pandangan ini sering muncul terutama di dalam pandangan anak remaja Kristen saat ini. Mereka juga kadang menganggap bahwa pemuridan hanyalah sekedar sebuah program KTB yang diadakan gereja tanpa benar-benar mengerti pentingnya pemuridan bagi kehidupan spiritual mereka. Penting bagi para pemimpin gereja atau pembina di gereja untuk pertama-tama meluruskan pandangan mereka terlebih dahulu. Karena itulah, para remaja dibina dan dipersiapkan agar mereka bisa sepikiran dan sejalan dengan konsep pemuridan yang Tuhan sebenarnya inginkan.
Setelah mereka berhasil dibina dan dituntun dalam perjalanan mereka sebagai murid Kristus, para remaja dapat dituntun untuk juga memuridkan teman-teman mereka yang lain. Dalam pengalaman penulis di gerejanya, anak-anak remaja yang telah disiapkan dan siap untuk memuridkan akan kemudian mulai dipercayai memegang kelompok pemuridannya masing-masing.Â
Dalam membuat kelompok pemuridan anak remaja sendiri memang ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Anak remaja cenderung lebih suka untuk berkelompok dengan teman-teman dekat mereka. Sehingga apabila mereka ditempatkan di kelompok yang berbeda dengan teman-teman dekat mereka, minat mereka terhadap pemuridan bisa hilang terlebih dahulu tanpa mereka merasakan pemuridan itu terlebih dahulu.
Namun di satu sisi, kondisi dimana persahabatan adalah unsur yang kuat dalam kehidupan mereka bisa membawa dampak yang baik apabila digunakan dengan baik. Setelah anak remaja dimuridkan, mereka bisa dihimbau atau mungkin justru bisa muncul suatu keinginan di hati mereka untuk membawa teman-teman mereka yang masih terhilang.
Baca juga: Buku Pemuridan
Anak remaja pada umumnya lebih sering mendengarkan teman-teman mereka ketimbang orang tua mereka sendiri. Walaupun mungkin pada awalnya motif mereka dalam mengikuti kegiatan pemuridan itu salah (karena diajak teman), tetapi setelah itu tanggung jawab jatuh di tangan pemimpin gerakan pemuridan untuk menarik dan mengajarkan kepada mereka agar mereka bisa mengerti dan menjalankan kehidupan seorang murid Kristus yang baik.