Jokowi terlalu vulgar, ada yang mengatakan atau berpendapat seperti itu.
Mungkin saja ada sebagian pihak yang terhenyak kaget seketika.
Tak percaya.
Lalu bertanya.
Kata siapa?
Siapa yang mengatakan seperti itu?
Sungguh ter la lu!
Kok bisa-bisanya mengatakan Jokowi terlalu vulgar? Sekali lagi, ter la lu!
Tidak tertutup kemungkinan ada sebagian pihak yang meradang.
Kesal.
Jengkel.
Emosi tinggi. Tak terima ada pernyataan Jokowi terlalu vulgar tadi.Â
Apakah Ganjar Pranowo capres PDIP yang mengeluarkan pernyataan itu?
Ganjar Pranowo adalah Gubernur Jawa Tengah saat ini dan diperkirakan cukup banyak pihak yang bingung jika diminta untuk menyebutkan dua prestasi gemilang kader PDIP itu selama menjabat Gubernur Jawa Tengah.Â
Apa ya prestasi Ganjar?
Hanya dua saja kok susah?
Bingung!
Tak tahu mesti berkata apa.
Ganjar dan Jokowi berasal dari parpol yang sama, yaitu PDIP.
Juliari Batubara pun kader PDIP tapi entah mengapa bansos untuk rakyat miskin pun masih saja dikorupsi.
Padahal PDIP sering mengaku sebagai parpol wong cilik, parpol pembela rakyat miskin atau rakyat kecil.
Pamor PDIP pun ambruk seketika karena kasus korupsi bansos tadi.
Kasihan.
Turut prihatin.
Sedih.
Semoga masih bisa bangkit...amin.
PDIP masih yakin Presiden RI berikutnya dari partai berlogo kepala banteng itu.Â
Ganjar Pranowo pun ditunjuk sebagai capres oleh Megawati Soekarnoputri beberapa waktu lalu.
Jalan Ganjar menuju kursi RI satu akan terasa lebih mudah jika didukung oleh Jokowi tapi kesannya justru sang petugas partai cenderung mendukung Prabowo.
Diduga Jokowi lebih merasa aman dan nyaman setelah lengser nanti jika Presiden RI berikutnya adalah Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Meskipun demikian bukan Ganjar yang mengatakan Jokowi terlalu vulgar tadi.
Lalu siapa yang mengatakan?
Cawe-cawe Jokowi terkait Pilpres 2024 dianggap tidak etis bahkan disebut vulgar oleh seorang pengamat politik.
"Tidak perlu dinyatakan secara statement 'saya orang politik harus menunjukkan dukungan.' Ya boleh setiap orang paham tapi bukan ditunjukkan seperti itu. Itu seakan menunjukkan ke publik dia itu bukan presidennya Indonesia atau presidennya seluruh kelompok tapi presiden suatu kelompok," kata pengamat politik Universitas Andalas, Asrinaldi.
Cukup tajam, keras dan menyengat pernyataan pengamat politik tadi soal cawe-cawe Jokowi terkait Capres 2024 .
Ekonomi Indonesia masih terpuruk, utang masih bertumpuk, penganggur dan orang miskin masih banyak, juga korupsi masih merajalela, tapi masih saja ada yang mengatakan Jokowi terlalu vulgar?
Sungguh ter la lu!
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H