Direktur Teknik PSSI akan membantu pelatih Timnas Indonesia Bima Saksi dalam menghadapi Piala Dunia U-17.
Untuk apa?
Apa gunanya?
Mungkin saja ada sebagian pihak tersenyum sinis dan mengatakan percuma saja semua itu...sia-sia.
"InsyaAllah U-17 ada pendamping, seorang figur yang mudahan-mudahan kalau kontraknya teken minggu ini atau minggu depan, coach Bima Sakti ada pendamping dari Eropa," kata Ketua Umum PSSI Erick Thohir.
Ooo...masih calon Direktur Teknik PSSI.
Tapi sekali lagi, percuma.
Sia-sia saja Bima Sakti dibantu olehnya.
Cara instan itu biasanya akan berakhir dengan kepedihan. Kasihan...
Ya, kasihan Timnas Indonesia U-17.
Mereka akan dibantai oleh lawan-lawannya di babak penyisihan dan tersingkir secara mengenaskan.Â
Semua itu bisa terjadi karena persiapan Timnas Indonesia yang minim sekali sejak Erick Thohir dan PSSI menerima tawaran FIFA agar Indonesia bersedia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17.
Mengapa tidak ditolak saja tawaran FIFA tadi sesuai akal sehat yang ada?
Salah satu alasannya senang dan bangga Timnas bisa ikut Piala Dunia U-17.
Padahal tidak ada prestasinya.
Piala Asia U-17 pun tak lolos.
Lalu ambil jalan pintas atau cara instan, yaitu menjadi tuan rumah turnamen sepak bola FIFA itu. Prihatin...
Masih saja senang menggunakan jalan pintas atau cara instan.
Aji mumpung.
Katanya calon Direktur Teknik PSSI yang akan membantu Bima Sakti tadi adalah seorang mantan pemain Jerman yang cukup terkenal...usianya 60 an.
Bodo amat.
Gak ngaruh.
Sekalipun pelatih Timnas Indonesia U-17 adalah seorang Jose Mourinho atau Pep Guardiola tapi kalau waktu persiapannya singkat atau minim tetap saja Timnas akan babak belur di turnamen itu.
Buang sifat senang mengambil jalan pintas atau cara instan dalam meraih sebuah prestasi yang cenderung sering digunakan oleh orang kurang cerdas.
Juga jangan senang aji mumpung!
Apapun alasannya.
Bukan ingin menebarkan pesimisme tapi menganjurkan untuk menggunakan akal sehat terkait Piala Dunia U-17, terlepas siapapun Direktur Teknik PSSI nantinya.Â
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H