Siapa dia?
Tidak ada nama disebut dalam sindiran budayawan Butet Kertaredjasa.
Tapi rupanya ada pihak yang baper karena sindiran capres tukang culik tadi.
Indonesia akan bersedih jika presiden berikutnya adalah orang yang senang menculik, begitu secara garis besarnya kata budayawan Butet Kertaredjasa dalam acara Bulan Bung Karno di Stadion GBK Senayan, Jakarta.
Ooo...acara PDIP itu.
Rakyat Indonesia pun sudah bisa menebak ke mana arah politik budayawan itu berpihak, kalau memang masih layak disebut seorang budayawan.
Selain menyindir capres tukang culik, ia pun menyindir bakal capres lainnya yang diperkirakan adalah Anies Baswedan lewat sebuah pantun yang biasa saja.
"Ya, begitulah kalau otaknya pandir. Pepes ikan dengan sambel terong, semakin nikmat tambah daging empal," kata Butet Kertaredjasa.
"Orangnya diteropong KPK karena nyolong, eeehhh lah kok koar-koar mau dijegal," lanjut budayawan itu.
Mungkin ada sebagian pihak yang merasa kagum atas pantun dari budayawan itu (sekali lagi kalau memang masih layak disebut seorang budayawan).
Mereka yang merasa kagum tadi mungkin tidak bisa membuat pantun.
Apa sih sulitnya? Cuma pantun doang!
Mudah saja, tidak sulit dan rumit membuat pantun itu, termasuk pantun yang menyindir tentang korupsi.
Era Soeharto atau Orde Baru sudah tumbang puluhan tahun silam tapi tetap saja masih ada korupsi di era Jokowi ini bahkan semakin merajalela.
Tiga menteri Jokowi pun terlibat kasus korupsi. Mereka adalah Edhie Prabowo, Juliari Batubara dan Johnny G Plate.
Ikan bawal ikan teri
Dimakan dengan sambal terasi
Sudah tiga menteri terlibat korupsi
Kok presiden tidak mengundurkan diri?
Eaaaaaaaaaa...!
Masih ada pantun korupsi lainnya.
Ea dulu dunks...eaaaaaaaaaaaaaaa!
Jalan-jalan ke kota Palu
Biar keren pakai dasi
Rakyat miskin menangis pilu
Bansos pun masih dikorupsi
Ea, ea, ea, ea, eaaaaaaaaaa...!
Mudah, bukan? Memang tidak sulit membuat pantun korupsi di era Jokowi.
Kalau pantun capres tukang culik?
Lain kali saja.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H