Megawati dan Tuhan serta fakir miskin atau biasa disebut wong cilik.
Cukup menarik untuk dibahas lebih lanjut mengenai masalah ini.
Pertama, Megawati adalah Ketua Umum PDIP, satu-satunya parpol yang bisa mengajukan Capres 2024 tanpa perlu berkoalisi dengan parpol lainnya.
Sudah lama Megawati menjabat Ketua Umum PDIP. Entah kapan anak Soekarno ini akan diganti atau ada penggantinya.Â
Jangan-jangan Megawati akan menjadi Ketua Umum PDIP seumur hidup?
Kedua, Tuhan selalu menarik untuk dibahas, apalagi rakyat Indonesia katanya religius selain memiliki budaya luhur yang biasa disebut budaya timur.
Tapi mengapa korupsi tak hilang jua bahkan semakin parah saja?
Megawati dan Tuhan sudah dibahas. Kini yang ketiga yaitu masalah fakir miskin.
PDIP sering mengklaim partai wong cilik, sementara wong cilik atau rakyat kecil identik dengan fakir miskin. Maka dari itu, sudah seharusnya PDIP selalu berpihak kepada rakyat miskin.
Hmmm...memang Megawati dan Tuhan serta fakir miskin ini cukup menarik untuk dibahas, bukan?
Berawal dari pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam puncak perayaan Bulan Bung Karno di Stadion GBK Senayan, Jakarta.
Menurut Megawati, kunci memenangkan Pemilu adalah dengan menjalankan perintah konstitusi, yaitu melindungi rakyat kecil. Soekarno pun pernah mengatakan bahwa Tuhan bersemayam di gubuk rakyat miskin.
"Bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara negara. Itu yang nanti jadi pegangan kita supaya kita menang kembali," kata Megawati.
Bung Karno pun selalu memandang politik itu bergerak ke bawah.
"Di tangan Bung Karno politik itu bergerak ke bawah. Ke bawah. Ingat, ke bawah. Ke rakyat, yang saya sebut sekarang akar rumput," tuturnya.
Di sinilah mungkin saja ada yang terharu karena pembahasan tentang Megawati dan Tuhan serta fakir miskin ini.
Lalu mengapa kader PDIP Juliari Batubara melakukan korupsi bansos?Â
Bukankah bansos itu bantuan untuk wong cilik atau rakyat miskin?
Sebaiknya sudahi saja pembahasan tentang Megawati dan Tuhan serta fakir miskin ini, saudara-saudara!
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H