Mohon tunggu...
Capres 2024
Capres 2024 Mohon Tunggu... Operator - Mantap!
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mantap.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Harapan Luhut Ini Bisa Bikin Geli

15 Juni 2023   01:35 Diperbarui: 15 Juni 2023   21:36 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: cnnindonesia.com

Harapan Luhut ini bisa membuat orang tersenyum geli, lalu dikaitkan dengan Pilpres 2024.

Memang belakangan ini pelbagai media masih disibukkan dengan masalah yang berkait dengan Pilpres 2024, antara lain tentang cawapres. 

Siapa cawapres Ganjar Pranowo?

Siapa cawapres Prabowo?

Siapa cawapres Anies Baswedan?

Ribut soal cawapres tapi cenderung hanya gimik politik saja.

Menyebalkan.

Diperkirakan sudah banyak rakyat Indonesia dari Sabang hingga Merauke tak tertarik lagi dengan masalah capres dan cawapres bahkan Golput akan meningkat di Pilpres 2024 nanti, belajar dari pilpres sebelumnya. 

Mosok capres dan cawapres yang kalah semuanya masuk ke dalam kabinet? 

Mana ada kejadian seperti itu di negara demokrasi lainnya di dunia ini.

Dagelan.

Tinggalkan masalah capres, cawapres, pilpres, Golput dan dagelan tadi. 

Kembali bahas tentang harapan Luhut.

Menurut Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi itu Indonesia telah menemukan pola untuk masuk ke dalam kelompok negara berpenghasilan tinggi (high income country).

Kebijakan rezim Jokowi seperti hilirisasi industri merupakan salah satu resep terwujudnya pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk bisa mencapai high income country tadi.

"Sekarang kita sudah ketemu pattern (pola) untuk menjadi negara high income country, itu saya kira bisa kita lakukan, karena juga dari segi demografi bonus, kekayaan alam, downstream industry, digitalisasi, kemudian dana desa, itu ingredients daripada untuk membuat Indonesia hebat," kata Luhut.

Ah, bisa saja Luhut ini.

Lalu teringat anekdot lama.

Mana ada tukang loak yang menjelek-jelekkan barang dagangannya sendiri?

Maka dari itu, tak heran kalau Luhut memuji dan membanggakan kebijakan pemerintah atau rezim Jokowi tadi. 

Mana ada tukang loak yang menjelek-jelekkan barang dagangannya sendiri?

Iya juga ya...

"Saya berharap siapapun presiden ke depan harus melakukan ini, tidak usah bicara perubahan lah, bagaimana menyempurnakan, mempercepat proses ini, supaya generasi kalian juga bisa nanti melihat itu, karena kalau tidak kita fokus pada pekerjaan ini, belok-belok, nanti tidak jalan," begitu harapan Luhut.

Tidak usah bicara perubahan?

Di sinilah mungkin saja ada sebagian pihak tersenyum geli.

Jangan-jangan Luhut sedang menyindir koalisi parpol pengusung Anies yang menginginkan perubahan.

Kalau Anies presiden, harapan Luhut tadi bisa kandas di tengah jalan.

Hilang.

Tertiup angin lalu.

Tak ada lagi harapan Luhut itu.

Hmmm...

High income country, kata Luhut tadi, sementara korupsi di mana-mana bahkan lebih parah dari era Soeharto.

Ada-ada saja harapan Luhut itu.

Tak heran jika rakyat Indonesia ragu bisa tercapai high income country seperti dikatakan anak buah Jokowi tadi.

High income country dari Hong Kong?

Korupsi masih merajalela dan sudah tiga menteri Jokowi terlibat kasus korupsi. 

Mimpi kali ye...

Ada harapan Luhut, ya boleh saja, tapi kalau Luhut melarang ada perubahan, orang lain bisa tersenyum geli.

***

PDIP Blunder

Sumber berita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun