Ahok jadi cawapres? Apakah tidak salah? Hancur lebur negeri ini. Hancur!
Meski baru sebatas kemungkinan tapi diperkirakan cukup banyak rakyat Indonesia yang tidak setuju jika Ahok jadi cawapres, entah cawapresnya siapa.
Basuki Tjahaja Purnama sempat menjadi gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi yang menang Pilpres 2014.
Jika Jokowi tidak menang pilpres maka Ahok tidak akan pernah menjadi gubernur atau dengan kata lain kebetulan saja Ahok bisa jadi gubernur DKI Jakarta.
Meski hanya sebentar saja menjabat gubernur DKI Jakarta tapi Ahok digembar-gemborkan banyak prestasinya.
Ha-ha-ha...lucu sekali. Ini sih pasti kerjaan buzzer politik sehingga Ahok terlihat kinclong prestasinya.
Pada Pilkada DKI 2017 Ahok kalah telak melawan Anies Baswedan, juga masuk penjara karena kasus penistaan agama.
Hancur lebur berantakan nama Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama. Nyungsep hingga ke dasar jurang dan tenggelam serta tak bersinar lagi. Kini Ahok hanya menjabat komisaris utama Pertamina.
Tak heran jika banyak rakyat Indonesia tidak akan memberikan suaranya jika Ahok jadi cawapres di Pilpres 2024.Â
Saat ini ada tiga kandidat yang digadang-gadangkan akan menjadi Capres 2024. Mereka adalah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Prabowo sudah tua dan tidak pernah menang pilpres. Peluangnya tidak besar untuk menjadi presiden berikutnya.
Ganjar Pranowo sosok yang lemah, tidak tegas dan berwibawa. Ia pun kader PDIP, sementara citra PDIP sedang nyungsep saat ini antara lain karena Juliari Batubara korupsi bansos, bantuan untuk wong cilik atau rakyat kecil. Sungguh teganya...
Jokowi tidak ada prestasinya selama dua periode menjabat presiden. Kalau pun ada hanya sedikit saja prestasi Jokowi itu.
Wajar jika banyak rakyat Indonesia yang enggan untuk memberikan suaranya kepada kader PDIP Ganjar Pranowo.
Nama Anies pun di atas angin untuk menjadi Presiden RI berikutnya.Â
Lalu ada wacana Ahok jadi cawapres Anies yang diusulkan oleh Luhut? Kacau!
Tapi untunglah...menurut Surya Paloh, Luhut hanya bercanda saja.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H