PDIP ditolak ikut bergabung dalam koalisi besar, jika ngotot kadernya yang harus menjadi capres.
Bahkan politikus Partai Golkar Nurdin Halid melontarkan sindiran yang cukup keras. Menurutnya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah menyatakan akan mengusung kadernya sendiri. Ya sudah, gak usah masuk koalisi besar, begitu kata Nurdin Halid.
Kasihan...PDIP ditolak dan disindir seperti itu. Ada apa sebenarnya?
Wacana koalisi besar tadi mengemuka dalam pertemuan antara lima ketua umum partai pendukung pemerintah dengan Jokowi di Kantor DPP PAN.
Mereka yang hadir dalam pertemuan itu Ketua Umum (Ketum) PAN Zulkifli Hasan, Ketum Airlangga Hartarto, Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketum PPP Mardiono. Plus Jokowi tentunya.
Ada apa ini? Mengapa Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak hadir?
Alasannya sedang berada di luar negeri.
Mengapa pertemuan tersebut tidak ditunda dulu hingga Megawati pulang ke Indonesia? Bukankah Megawati tidak lama di luar negeri?
Cukup banyak pihak yang heran dan bingung, apalagi petugas partai, Jokowi ikut dalam pertemuan tersebut.
Seharusnya sebagai petugas partai Jokowi bisa meminta supaya pertemuan tersebut ditunda hingga Megawati balik ke tanah air, tapi tidak dilakukannya. Ada apa ini?
Apakah sejak awal memang PDIP ditolak atau tidak diajak untuk ikut bergabung?
Diduga ada konflik yang cukup serius antara Jokowi dan Megawati.
Inikah bentuk balas dendam itu?
Menurut Panda Nababan, Jokowi memiliki sifat pendendam. Contohnya Panglima TNI Gatot Nurmantyo diperlakukan kurang elok di pernikahan anak Jokowi gara-gara Jokowi jalan kaki pada HUT TNI di Cilegon beberapa tahun lalu.
Balas dendam Jokowi tadi sehingga tidak menunggu Megawati pulang dari luar negeri atau memang sejak awal sudah ada niat untuk menolak PDIP ikut dalam koalisi besar diperkirakan akibat kasus Piala Dunia U-20 yang cukup menghebohkan ituÂ
FIFA akhirnya membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah, padahal turnamen itu berpotensi mengangkat citra Jokowi di dalam dan luar negeri jika Piala Dunia U-20 tersebut berlangsung sukses.Â
Kasihan Jokowi.
Kesempatan itu hilang, dan salah satu penyebabnya ada penolakan dari I Wayan Koster serta Ganjar Pranowo atas kehadiran Timnas Israel.
Jokowi ditikam dari belakang secara politik oleh PDIP. Kasihan...
Pertemuan untuk membentuk koalisi besar tanpa kehadiran Megawati tadi menunjukkan PDIP ditolak atau tidak diperlukan kehadirannya di sana, begitu kesimpulan sederhananya.
Cukup sadis dan mengerikan balas dendam itu hingga PDIP ditolak untuk ikut bergabung oleh petugas partai.
Jika benar PDIP ditolak dengan cara yang telah membuat malu partai terbesar di Indonesia itu, apakah akan ada balas dendam lainnya kepada petugas partai?
Semoga tidak benar PDIP ditolak.
Semua ini hanya sandiwara politik saja.Â
Ujung-ujungnya Prabowo jadi capres, sedangkan cawapresnya kader PDIP.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H