Mohon tunggu...
MEDIA ID
MEDIA ID Mohon Tunggu... Editor - 🔥Meyakinkan Bangsa!🔥

Selamat Datang di Profil Media ID - Meyakinkan Bangsa! #media.or.id #mediaID

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Tuan Guru NW dan NU Bertemu, Menyikapi Perubahan Nama BIL

6 Januari 2021   16:53 Diperbarui: 6 Januari 2021   17:16 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Polemik penamaan Bandara Internasional Lombok (BIL) terus bergulir. Polemik ini disebut-sebut menggiring dua ormas besar seperti Nahdlatul Ulama dan Nahdlatul Wathan (NU-NW).

Polemik ini bergulir sejak BIL diganti menjadi Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM). Buntut penamaan ini membuat pihak-pihak yang tidak setuju menurunkan papan nama bandara tersebut.

Tak sampai di situ, ulah penurunan papan nama ini juga rupanya dibawa-bawa ke ranah hukum. Tindakan itu dianggap upaya melanggar hukum lantaran merusak fasilitas milik negara.

Sadar dengan potensi konflik yang ditimbulkan dari gesekan ini, Polda NTB mempertemukan kedua tokoh ormas tersebut. Kedua pihak dipertemukan dalam kegiatan silaturrahmi dan doa bersama.

Perwakilan tokoh NU, TGH Ma'arif Makmun Diranse mengatakan, persoalan penggantian nama BIL hendaknya semua pihak menempatkan faktor kedamaian. Jangan sampai keributan ini membenturkan pemuka NU dan NW.

"Kami masih ada hubungan emosional, sahabat dan teman," ucapnya, Rabu (6/1). 

Lebih dalam, TGH Ma'rif juga menyinggung tentang adanya hubungan silsilah keguruan di antara mereka. Lantaran itu, kisruh nama bandara jangan dikait-kaitkan dengan kedua ormas, NU dan NW.

"Mari kita serahkan kepada pemerintah dan yg berwenang," ucap Pimpinan Ponpes Manhalul Ma'arif Darek itu.

Sementara perwakilan organisasi Nahdlatul Wathan (NW), TGH Yusuf Makmun mengatakan, dalam kehidupan selalu beriringan dengan masalah. Namun permasalahan tidak semestinya menjadikan tercerai berai.terlebih lagi jika berakhir dengan konflik sosial berkepanjangan. 

Pihaknya berharap perbedaan yang ada khususnya terkait nama bandara disikapi dengan arif dan bijaksana.

"Semoga perbedaan jangan menjadikan suatu masalah, karena sudah sewajarnya dalam hidup pasti ada masalah. Mari jadikan perbedaan menjadi sebuah kebersamaan," katanya. 

Terkait penggantian nama bandara, pihaknya meminta agar dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Tugas ini disebutnya merupakan tugas pemerintah bersama instansi terkait lainnya.

Sementara itu, Kapolda NTB Irjen Pol Mohammad Iqbal, selaku inisiator kegiatan menyebut, silaturrahmi dan doa bersama ini langkah mewujudkan kedamaian bersama tokoh NU-NW serta semua elemen masyarakat.

Ia menyinggung peran penting para ulama dan tokoh masyarakat. Peranan ini sangat terasa dan menjadi kunci utama  dalam penyelesaian setiap permasalahan yang ada.

"Kami tidak bisa bekerja dengan maksimal apabila tidak dibantu oleh semua stakeholder dan semua elemen. Sekaligus yang paling penting terutama adalah doa dan peran para ulama, para tuan guru," ungkapnya.

Jenderal polisi bintang dua itu mengatakan, hampir semua undangan kegiatan silaturrahmi dan doa bersama hari ini hadir. Lantaran itu, pihaknya merasa sangat bahagia atas pertemuan tersebut.

Di hadapan majelis, Iqbal menyebut dirinya dinasehati oleh TGH Lalu Muhammad Turmudzi Badruddin. Dalam nasehatnya, sepuh NU itu mengingatkan agar tugas yang dijalani Kapolda diniatkan dengan baik.

"Pak Kapolda, Insyaallah kalau niatnya baik, Allah akan mengatur dan menyusun apa yang menjadi atau diniatkan," tuturnya.

Mantan Kadiv Humas Polri itu mengatakan, silaturrahmi dan doa bersama yang digelar merupakan salah satu upaya dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (harkamtibmas). Dengan silaturrahmi ini diharapkan masalah yang terjadi bisa ada solusi.

Sementara itu, Gubernur NTB H Zulkieflimansyah menuturkan saat awal kepemimpinannya. Dimana perekonomian NTB pada kwartal III tahun 2018 paling rendah se-Indonesia. Penyebabnya tidak lain karena bencana gempa bumi yang menyebabkan kontraksi ekonomi berada di angka 13,39 persen.

"Saya mengetahui nilai ekonomi sebesar itu, bikin merinding. Yang terbayang adalah kemiskinan, pengangguran tidak bisa dibendung," ungkapnya.

Namun berkat doa para ulama, cobaan itu disebutnya bisa dilalui. Kedepan, ia berharap perkembangan NTB terus menunjukan kemajuan, terutama untuk kesejahteraan masyarakat. (JejakLombok)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun