Mohon tunggu...
LOGI SUHANDI
LOGI SUHANDI Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Analisis Lahan Gambut Sebagai Lahan Pertanian

28 November 2013   11:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:35 5566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bab I. Pendahuluan

A.Latar belakang

Potensi lahan gambut sebagai lahan pertanian di Indonesia cukup luas sekitar 6 juta/ha dari 21 juta ha atau 11%  dari luas daratan di indonesia. Pemanfaatannya  sebagai lahan pertanian memerlukan  perencanaan yang cermat dan teliti, penerapan teknologi yang sesuai, dan pengelolaan yang tepat karena  ekosistemnya yang marginal dan fragile. Lahan gambut sangat berpotensi besar untuk lahan pertanian karena lahan ini banyak mengandung bahan organik yang tinggi. Tetapi yang jadi kendala untuk lahan ini adalah pHnya yang sangat rendah sehingga tidak baik untuk lahan pertanian. Tetapi tidak ada yang tidak mungkin pH tanah yang rendah bisa di tingkatkan dengan teknologi teknologi pengolahan lahan petanian yang ada. pengaruh buruk asam asam organik dapat dikurangi dengan cara teknologi pengolahan air dan menambahkan bahan bahan yang banyak mengandung kation.  Sehingga lahan gambut berpotensi besar untuk pertanian perkebunan dan holtikultura. Karena jika tidak di lakukan pemanfaatan lahan ini akan menjadi lahan tidur yang luas di Indonesia.

B.Rumusan masalah

a.KARAKTERISTIK DAN KESESUAIAN LAHAN GAMBUT

ØSifat Fisik Gambut

ØSifat Kimia  Gambut

ØKesesuaian Lahan

b.PENGELOLAAN LAHAN GAMBUT UNTUK TANAMAN PANGAN

ØAmeliorasi

ØTata Air Mikro



C.Tujuan penulisan

Tulisan ini bertujuan selain syarat untuk mendapatkan nilai mata kuliah DKLBG dalam memenuhi nilai tugas terstruktur untuk mengetahui berapa pentingnya kita mengetahui karakteristik lahan gambut untuk strategi pengolahan agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal tetapi tetap mengedepankan keasrian lingkungan.

D.Manfaat penulisan

Manfaat penulisan ini ialah menjelaskan bagaimana kita bisa mengenali karakteristik dan kesesuaian lahan gambut dan pengolahanya dengan teknologi teknologi.

E.Metode penelitian

a.Langsung dari jurnal penelitian: Karakteristik dan Pengelolaan Lahan Gambut  untuk Pengembangan Pertanian (Sri Ratmin)



Bab II. Pembahasan

A.KARAKTERISTIK DAN KESESUAIAN LAHAN GAMBUT

Lahan gambut ialah lahan yang bisa dijadikan lahan pertanian yang baik. tetapi lahan gambut banyak memiliki dendala antara lain fisik, kimia, dan biologis. Lahan gambut merupakan lahan fragile yang tingkat produktivitasnya rendah. Kandungan unsur hara makro dan mikro juga ketersediaanya sangat lemah.

a.Sifat fisik gambut

Karakteristik fisik gambut yang penting dalam pemanfaatannya untuk

pertanian meliputi kadar air, berat isi (bulk density, BD), daya menahan beban (bearing capacity), subsiden (penurunan permukaan), dan mengering tidak balik (irriversible drying). Subsiden juga disebabkan terjadinyaproses dekomposisi bahan organikdan melepaskan CO2.

b.Sifat kimia gambut

Karakteristik kimia lahan gambut sangat ditentukan oleh kandungan , ketebalan,dan  jenis mineral pada substratum (di dasar gambut), serta tingkat dekomposisi gambut. Kandungan mineral gambut di Indonesia umumnya kurang dari 5% dan sisanya adalah bahan organik. Fraksi organik terdiri dari senyawa-senyawa humat sekitar 10 hingga 20% dan sebagian besar lainnya adalah senyawa lignin, selulosa, hemiselulosa, lilin, tannin, resin, suberin, protein, dan senyawa lainnya.

c.Kesesuaian lahan

Lahan gambut memang bisa berfopensi untuk berbagai jenis tanaman pangan dan perkebunan, akan tetapi lahan gambut seharusnya sangat dianjurkan umtuk menanam tanaman perkebunan seperti kelapa sawit, jagung, kelapa hibrida, dan juga lahan gambut juga bisa menampung air hujan yang banyak untuk ketersediaan air yang terus menerus.

Pengolahan lahan gambut untuk tanaman pangan

Pemanfaatan lahan gambut untuk usaha pertanian, didahului dengan tindakan reklamasi,  dilakukan dengan pembuatan saluran drainase untuk membuang air berlebih sehingga tercipta lingkungan tanah yang cocok untuk tanaman tertentu.  Tetapi jika tidak terkontrol dengan baik lahan gambut bisa berakibat kekeringan (over drained) inilah awal dari kerusakan lahan gambut yang berakibat kekeringan besar pada lahan pertanian kering tersebut.

a.Ameliorasi

Ameliorasi ialah perlakuan lahan gambut yang bersifat masam sehingga tidak cocok untuk laham pertanian tetapi dengan ameliorasi atau menaikan pH dengan memperi bahan kapur atau abu bakar pada lahan akan menambah kestabilan tanah tersebut.

b.Teknik tata air

Masalah asam-asam organik  beracun dapat ditanggulangi dengan membuat parit-parit drainase untuk membuang kelebihan air dan mengurangi kadar asam-asam organik.  Ismunaji  et al.  (1991). Denagan adanya aliran air air yang berada dalam tanah akan menuju ke parit yang membawa asam asam organik beracun tersebut yang di sebut proses pencucian dan parit akan dialirkan ke parit besar atau ke sungai.

BAB III. Penutup

A.Kesimpulan

Lahan gambut adalah ekosistem marginal dan fragile, sehingga dalam pemanfaatannya harus didasarkan atas penelitian dan perencanaan yang matang, baik dari segi teknis, sosial ekonomis maupun analisis dampak lingkungannya menurut (Sri Ratmini). Menurut penulis Dari sudut pandang ekonomis kita harus bisa menghitung untuk bisa mengelola lahan gambut karena perlu biaya yang cukup besar untuk pembukaan lahan. Karena jika lahan perkebunan yang luas otomatis kita menggunakan alat berat untuk pembukaan irigasinya. Kalau di tinjau dari segi teknis pengelolaan tidak sulit karena hanya berdasarkan mekanisasi pertanian.

B.Saran

Untuk saran penulis terhadap jurnal ini memang sangat bagus karena biar bagaimanapun lahan gambut yang sangat luas  di indonesia bisa dijadikan lahan pertanain, tertapia ada  banyak dampak negatif dari pembukaan lahan gambut terutama dari segi lingkungan lahan gambut yang terbuka akan memacu meningkatnya gas gas rumah kaca yang ada di udara, selain itu lahan gambut pada dasarnya seperti spon akan mampu menampung air sebanyak banyaknya tetapi ketika di buka tanah ini akan menyusut sehingga tidak mampu menampung air akibatnya bisa menyebankan terjadinya kebanjiran di daerah daerah yang rendah. Penulis berpendapat sebaiknya untuk lahan gambut dibiarkan tetap tidak di kelola untuk lahan pertanian biarkan saja bahan bahan organik tetap terendam supaya dekomposisi yang menlepaskan gas gas tersebut tidak terjadi secara cepat. Dan juga dari segi untuk lahan perkebunan seperti kelapa sawit, tanaman kelapa sawit tidak sekuat yang di daerah tanah mineral tanaman sawit di lahan gambut cenderung lebih cepat masa produksinya habis sebab tanaman mudah mati saat berbuah, tumbanh ketika mencapai ketinggian 5 meter karena dasar penahan tidak kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun