Mohon tunggu...
LOGI SUHANDI
LOGI SUHANDI Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

Selanjutnya

Tutup

Money

Laporan Praktikum Ilmu Pengendalian Gulma Kalibrasi Sprayer

24 Januari 2014   20:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:30 7038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PENGENDALIAN GULMA

KALIBRASI SPRAYER

Disusun oleh:

Logi Suhandi

C51112251

Acinake

C51112285

Ayu Astriani

C51112276

Kingkun Karismando

C51112254

Lorensius

C511122

Zamaludin

C51112259

Kevin A.L.

C51112250

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2013

BAB I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Keberhasilan aplikasi herbisida ditentukan oleh beberapa hal antara lain gulma sasaran, cuaca, jenis herbisida yang digunakan dan tata cara aplikasinya. Syarat pengaplikasian herbisida juga harus sesuai dengan kondisi dilapangan. Sebelum melakukan aplikasi herbisida terlebih dahulu harus mengetahui gulma sasaran dan tanaman yang dibudidayakan serta sifat – sifatnya. Jenis herbisida juga penting untuk diketahui apakah sesuai untuk mengendalikan gulma sasaran dan tidak meracuni tanaman serta bagaimana herbisida tersebut diaplikasikan. Selain itu faktor lain yang sangat menentukan keberhasilan suatu aplikasi herbisida adalah cuaca, alat yang digunakan dan orang yang mengaplikasikan herbisida tersebut. Apabila hal hal tersebut sudah dilaksanakan dengan baik maka aplikasi herbisida juga dilapangan diharapkan dapat baik pula.

Pada dasarnya teknik pengendalian gulma tergantung pada tempat/areal tanam, jenis dan jumlah gulma.

Teknik Pengendalian Gulma Secara Terpadu dapat dilakukan sebagai berikut:

1.     Gulma ditebas dengan parang kemudian dihamparkan di lahan sebagai mulsa.

2.     Gulma ditebas dengan parang kemudian dilakukan pengolahan tanah. Selanjutnya dilakukan penanaman dan penyiangan menggunakan herbisida pra-tumbuh.

1.2Tujuan Praktikum

1.Untuk mengetahui cara kalibrasi spayer.

2.Menentukan lebar efektif, debit (out put) nozzle dan kecepatan jalan.

3.Menghitung kebutuhan larutan herbisida yang diperlukan untuk satuan luas tertentu.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Adapun cara pemakaian pestisida yang sering dilakukan oleh petani, salah satunya adalah dengan penyemprotan (Spraying). Cara ini merupakan metode yang paling banyak digunakan (Wudianto,1999).

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam menaplikasikan sesuatu pestisida antara lain:

1.        Dosis Pestisida.

Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk mengendalikan sasaran tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu aplikasi atau lebih (Djojosumarto, 2008).

2.    Konsentrasi Pestisida

Konsentrasi penyemprotan adalah jumlah pestisida yang disemprotkan dalam satu liter air (atau bahan pengencer lainnya) untuk mengendalikan sasaran tertentu.

(Djojosumarto,2008)

3.    Volume Semprot

Volume semprot adalah banyaknya larutan jadi pestisida yang digunakan untuk menyemprot sasaran tertentu per satuan luas atau per satuan individu tanaman (Djojosumarto ,2008).

4.    Bahan Penyampur

Pestisida sebagai bahan racun aktif (active ingredients) dalam formulasi biasanya dinyatakan dalam berat/volume. Bahan penyampur yang dapat digunakan adalah alkohol, minyak tanah, xyline dan air (Sastroutomo,1992).

Salah satu  alat semprot yang digunakan, antara lain Knapsack Sprayer. Alat ini merupakan alat semprot yang sangat meluas digunakan. Alat ini hanya bisa untuk bahan cair dengan bahan pelarut air. Kapasitas tangki antara 15-20 liter dioperasikan secara manual dengan pompa tangan dan daya jangkaunya sangat terbatas yaitu 2 meter.

Dalam melakukan kalibrasi hal yang diperhatikan adalah kecepatan jalan harus konstan, tekanan semprot sprayer tetap, ukuran/tipe nozzel, ketinggian nozzel di atas permukaan tanah ( Panut, 2000)

BAB III. METODOLOGY

3.1Bahan dan alat

Bahan : Air bersih

Alat     : alat semprot punggung ( knap sack sprayer ), meteran, gelas ukur, stop watch, ember, dan tali rafia serta patok-patok kayu.

3.2Prosedur kerja

Ada 2 cara kalibrasi, yaitu secara teoritis di laboratorium dan cara langsung di lapangan, salah satunya yaitu:

1.CARA DI LABORATORIUM

A. Menentukan lebar efektif

1.Isi sprayer dengan air bersih sampai penuh (15lt).

2.Atur dan bentangkan beberapa kelompok kertas koran memanjang, tiap kelompok panjangnya kira-kira 3 meter. Atau atur kotak yang berisi tanah kering pada kanan dan kiri jalur yang akan dilalui kira-kira jarak kanan dan kiri 2-3 meter tergantung dari jenis nozzle yang akan diuji.

3.Lakukan penyemprotan sekali jalan memotong bentangan kertas koran pada tengah-tengahnya. Sebelum penyemprotan lakukan pemompaan sebanyak 7-8 kali, kemudian setiap 2 langkah lakukan pemompaan satu kali.

4.Tandai batas bagian yang kering dan yang basah sekali,ambil jarak tengah-tengah antara batas basah dan kering, misalnya A untuk sisi kiri dan B untuk sisi kanan.

5.Ukurlah jarak A sampai B. Jarak AB merupakan lebar efektif.

6.Ulangi untuk beberapa kali dan ambil reratanya.

7.Ganti nozzle dengan warna yang lain, ulangi prosedur 1 s/d 6 dan tentukan lebar efektif nozzle tersebut.

B. menentukan debit ( out put nozzle )

1. siapkan sprayer seperti acara sebelumnya.

2. lakukan penyemprotan yang diarahkan ke suatu wadah ( misalnya ember atau gelas ukur )

3. setelah waktu tertentu ( 2 menit ) hentikan, dan air yang ditampung diukur dengan gelas ukur, hasilnya catatlah pada tabel 2.

4. ulangi beberapa kali dan hasilnya dirata-ratakan.

C. menghitung kecepatan jalan

1. buatlah garis A dan B, jarak dari garis A sampai B adalah 5,5 m dan beri tanda dengan tongkat kayu dan 5,5 m lagi dan diberi tanda.

2. isilah sprayer dengan air bersih, dan pompa sebanyak 7-8 kali.

3. lakukan penyemprotan dimulai dari garis A menuju garis B dengan setiap 2 langkah lakukan pemompaan sebanyak 1 kali. Salah satu praktikan bertugas mengukur waktu penyemprotan dari A ke B, dengan stop watch atau jam ( waktu dalam detik ). Jika jarak 5,5 m dapat ditempuh dalam waktu 10 detik makan kecepatan jalan ± 2 km/jam. Atau jika 8 m dapat ditempuh dalam 10 detik maka kecepatan jalan ± 3 km/jam.

4. lakukan beberapa ulangan, dan waktunya dicatat dalam tabel 3.

BAB IV. HASIL, PERHITUNGAN DAN  PEMBAHASAN

KALIBRASI NOZEL MERAH 2 LITER

P = 170 cm

L = 1,7 cm

P = 17,7 X 3 X 15, 30 cm

L  tengah         = 1,35 m

L awal                         = 1, 27 m

L akir               = 1, 40 m

L esaktif          = 1, 70 m

= 2,20 m

Pembahasan

Pada praktikum ini menggunakan 2 metode dalam melakukan kalibrasi, yaitu metode luas dan metode waktu. Dimana pengertian kalibrasi itu sendiri adalah penyesuaian mekanisme kerja alat sesuai dengan standar baku.

Standar bakunya adalah penyebaran herbisida secara rata di tempat/ lokasi lahan yang disemprot.

Kalibrasi dilakukan sebelum melakukan penyemprotan, dan harus memenuhi syarat, yaitu kecepatan jalan dan tekanan tangki harus konstan/ tetap, serta operator, alat, dan lahannya harus sama.

Tujuan dilakukannya kalibrasi adalah supaya dalam penyemprotan dapat dilakukan dengan jumlah yang tepat ke arah sasaran dan penggunaan herbisida menjadi efisien dan efektif

Dalam kalibrasi, kecepatan jalan operator sangat mempengaruhi karena dalam pelaksanaan di lapangan sangat dipengaruhi oleh bentuk topografi areal, penghalang seperti parit dan batang melintang. Selain itu posisi nosel juga sangat mempengaruhi dalam aplikasi herbisida. Untuk mendapatkan ketinggian nosel yang konstan yaitu dengan sudut 450 dari permukaan gulma sasaran

BAB V. PENUTUP

V.1 Kesimpulan

1.      Kalibrasi adalah penyesuaian mekanisme kerja alat sesuai dengan standar baku.

2.      Tujuan dilakukannya kalibrasi adalah supaya dalam penyemprotan dapat dilakukan dengan jumlah yang tepat  ke arah sasaran dan penggunaan herbisida menjadi efisien dan efektif.

3.      Kecepatan jalan operator biasanya adalah 5 km/jam, dengan demikian bila kecepatan jalan operator dibawah 5 km/jam maka kecepatan jalan tersebut sudah efektif dan efisien dalam penggunaan herbisida, dan sebaliknya.

1.Saran

Diharapkan kepada para praktikan agar lebih tertib dan mendengarkan asisten dosen menjelaskan, supaya praktikum berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Djojosumarto, P. 2008. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius:

Yogyakarta

Djojosumarto, Panut. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius:

Yogyakarta

Sastroutomo Soetikno S. 1992.Pestisida Dasar-Dasar Dan  Dampak

Penggunaanya. Gramedia:  Jakarta.

Sukma,Y. dan Yakup, 1991. Gulma Dan Teknik Pengendaliannya. Rajawali

Press, Jakarta.

Wudianto, R. 1999. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Penebar Swadaya, Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun