Berang-berang dan Jerapah saling pandang. “Kenapa kita tidak berangkat bersama saja.” Ucap Berang-berang menyarankan.
Jerapah mengangguk tanda setuju.
“Aku akan meminjam mobil truk temanku, bagaimana apa kau mau Bangau?.”
“Kenapa kau bertanya dengan pandangan seperti itu padaku,” Bangau merasa tak enak dipandangi oleh Berang-berang dengan wajah memelas.
“Kau tahu sendiri keadaannya.” Ucap Jerapah pula. “Diantara kita ber-3 hanya kau yang bisa menyupir Mobil. Aku juga tak suka naik mobil karena leherku akan sakit karena harus tunduk terus di dalam mobil sedangkan Berang-berang, dia pasti akan mabuk darat.”
“Oleh sebab itu aku menyarankan agar kita berangkat sendiri-sendiri saja.” Bangau berucap dengan suara agak tinggi.
“Bagaimana jika salah satu diantara kita ber-3 terjadi sesuatu, bukankah Ibu ingin kita bertiga berjumpa dengannya,” ucap Berang-berang. “Lagi pula dengan kita bersama-sama kita bisa saling menjaga.”
Bangau memikirkan apa yang baru saja dikatakan oleh Berang-berang.
“Jika kau memang ingin berangkat sendiri-sendiri, aku akan tinggal saja disini,” ucap Jerapah. Jerapah tahu bahwa lehernya yang panjang akan sangat menyulitkan, dan pasti tak ada alat transportasi yang mau membawanya jika ingin pulang kampung.
“Baiklah kalau begitu, besok kita akan berangkat bersama-sama.” Akhirnya Bangau memutuskan.
~