Sekumpulan mahasiswa dan mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB) pada jaman itu ditengah udara dingin pagi Bandung bulan February 1980 tidak dapat melepaskan penginderaan mereka terhadap peristiwa eksekusi mati Kusni Kasdut yang terjadi di Greges Surabaya, peristiwa itulah yang mereka lukiskan di dalam album ini dan tema-tema sosial lainnya. INPRES adalah nama grup mereka, angka romawi I adalah notasi untuk album pertama, angka romawi V adalah jumlah personil mereka dan '80 adalah tahun dimana album ini dirilis. Album ini hanya sempat beredar di masyarakat sekitar 2-3 bulan saja, ketika itu Pangkopkamtib meminta agar nama Inpres ( Instruksi Presiden) yg mereka gunakan diganti dengan nama lain, pihak Musica menyampaikan problema tersebut kepada personil Inpres, tapi Inpres menolaknya, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan pihak Musica akhirnya menarik distribusi album ini yang telah tersebar.
INPRES terdiri dari Tulus Setio atau yang akrab disapa Cok Rampal dari jurusan Seni Rupa menggunakan instrument mandolin, banjo, gitar, ukulele, string, steel gitar dan vokal. Harry Soekar atau yang akrap disapa Harry Sulistiarto dari jurusan patung menggunakan instrument gitar 12 tali, harp, perkusi, bass drum, dan vokal. Rasmini atau Sarah David dari jurusan desain tekstil, menggunakan instrument bellyre, suling blok dan vokal. Bambang Supriyadi atau yang akrab disapa bang Jo dari jurusan patung menggunakan instrument seruling besi, gitar, banjo tenor, dan perkusi. Sulis dari jurusan Teknik Planologi menggunakan instrument bass gitar, clarinet, piano, snaredrum, cymbals dan vokal. Banyak nya register peralatan yang digunakan membuat album ini kaya akan harmoni sound yang indah, eksplorasi dari filosofis instrument musik yang digunakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H