Mohon tunggu...
Lody Purba
Lody Purba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Vinsensius Lodhewiek Purba

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Disimilaritas Jurnalisme Online dan Jurnalisme Multimedia

14 September 2022   03:18 Diperbarui: 14 September 2022   03:26 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Perkembangan teknologi informasi membawa jurnalisme berkembang lebih pesat. Digitalisasi media juga membawa dampak pada praktik jurnalisme berupa penggunaan elemen multimedia dalam pemberitaan atau penyajian informasi.

Pada kesempatan ini saya akan membahas perbedaan dari jurnalisme online dan jurnalisme multimedia.

jmm

Jurnalisme Online

Menurut (Widodo, 2020, h.21) Jurnalisme online merupakan kegiatan jurnalistik yang mengandalkan jaringan internet atau daring (dalam jaringan) atau bisa dikatakan sebagai pelaporan sebuah fakta yang diproduksi dan didistribusikan melalui internet. Jurnalisme online tidak hanya proses publikasi berita melalui internet atau media online melainkan proses peliputan yang banyak dilakukan secara daring.

Proses peliputan secara daring ini atau disebut contextualized journalsm mengintegrasikan tiga karakteristik komunikasi yang tidak biasa yaitu kemampuan-kemampuan multimedia berdasarkan platform digital, kualitas yang berkaitan dalam komunikasi daring dan karakteristik-karakteristik yang di datanya.

Produksi konten digital melalui video, audio, foto dan teks ini dibuat secara unik untuk ditayangkan melalui www(world wide web) sebagai materi ilustratif internet.

Menurut Mark Deuze, 2001 (dalam Widodo, 2020. h. 21) terdapat jenis jurnalisme yang terbagi dalam dua ranah yaitu juluran mulai dari wadah yang berfokus pada karangan konten sampai ke wadah-wadah web yang berlandas pada hubungan masyarakat (public connectivity).

Terdapat empat jenis jurnalisme online yang dikemukakan oleh Mark Deuze, 2001 (dalam Widodo, 2020. h. 22)

  • Mainstream News Site.

Wadah ini menawarkan pilihan karangan konten, baik yang disediakan oleh media utama yang terhubung dengannya atau memang di sengaja dibuat untuk gaya web. Contoh seperti CNN, BBC, MSNBC dan surat kabar daring lainnya.

  • Index category sites.

Jenis kegiatan peliputan ini sering dihubungkan dengan mesin pencari (search engine) tertentu contoh seperti Alvista atau Yahoo, Moreover, Newsindex, bahkan perorangan yang melakukan usaha (PaperBoy). Pada jenis ini seorang jurnalis daring menawarkan links yang mendalam ke wadah-wadah www. Wadah-wadah semacam ini yang biasanya tidak menawarkan tempat untuk berkomunikasi daring atau bertukar berita.

  • Meta Comment Site.

Jenis ini merupakan wadah tentang media berita dan pokok pikiran media secara biasa. Peran dalam jenis ini biasanya sebagai pengawas media seperti Mediachannel, Freedomforum, Poynter's Medianews dan juga sebagai wadah klasifikasi dan indeks yang diperluas seperti European Journalism Center Medianews dan Europemedia yang kemudian peran-peran tersebut dipikirkan dalam struktur proses pembuatan media.

  • Share Disccusion Sites.

Jenis ini merupakan wadah-wadah yang memanfaatkan petisi masyarakat bagi interelasi dengan menyediakan platform untuk memikirkan konten yang ada dimanapun di internet. Keinginan Interelasi masyarakat secara global inilah yang menjadikan kesuksesan internet itu sendiri.

Jurnalisme Multimedia

Jurnalisme multimedia adalah jurnalistik kontemporer yang menggabungkan elemen audio, foto, video, teks, animasi, dan infografis dalam satu kemasan pemberitaan atau sajian informasi.

Menurut (Widodo, 2020. h. 23) Multimedia merupakan gabungan teks, foto, video, audio dan lainnya. Dalam kombinasinya terdapat paling sedikit tiga jenis media.

Banyak pertanyaan yang muncul mengapa televisi dan radio tidak termasuk multimedia? Kini format multimedia dalam pemberitaan atau sajian informasi bisa disatukan dalam satu wadah, yaitu halaman website (web page). Wartawan bisa menyajikan sebuah berita dalam format teks (tulisan), gambar, audio, dan video sekaligus.

Namun Ketika media penyiaran radio dan televisi hadir, jurnalistik sudah memasuki era multimedia, dengan munculnya jurnalisme radio (audio) dan jurnalisme televisi (video) atau jurnalisme penyiaran (broadcast journalism). Hanya saja, dulu multimedia dalam pengertian terpisah --teks dan gambar (cetak), audio (radio), video (televisi).

Jurnalisme telah ada selama berabad-abad, tetapi jurnalisme multimedia adalah jalur karier yang relatif baru---dan masih berkembang.

Jurnalisme multimedia tumbuh dari menjamurnya platform digital dan saluran media sosial, dan pergeseran preferensi orang tentang cara mereka mengonsumsi berita. Teknologi yang semakin terjangkau dan mudah diakses hanya menambah momentum tren.

Jurnalisme multimedia menegaskan sekaligus mendorong wartawan atau situs berita (media massa online) menyajikan berita tidak hanya dalam bentuk teks (tulisan), namun juga audio, video, animasi, dan infografis.

Menurut (Widodo, 2020. h. 25) Desain multimedia yang menyatu merupakan kegiatan yang biasanya khususnya dalam industry intertainment, dimana acara televisi seperti Big Brother atau film Star Wars yang secara serius dikembangkan, dirilis dan lintas promosi melalui beragam platform media dan pasar.

Terdapat contoh kegiatan peliputan media dari tahap awal hingga tahapan maju

  • Dalam menghadirkan beberapa aspek tentang berita untuk media TV, seorang peliput berdiri didepan kamera.
  • Dalam website media, Seorang peliput membuat slideshow gambar yang nantinya akan disimpan sebagai foto-foto yang tidak bisa dimasukan dalam media koran cetak.
  • Peliput media cetak membuat summary untuk konten email, i-mode atau SMS.
  • Penyajian berita dengan beragam format perlu menggabungkan media-media yang berbeda yang kemudian dikumpulkan dan diedit.
  • Dalam mengumpulkan data yang nantinya akan didistribusikan ke seluruh media, seorang peliput baik media cetak, siaran, dan online melakukan redaksi multimedia dengan terintegrasi secara penuh.

Menurut Deuze, 2003 (dalam Widodo, 2020. h. 25) Dalam memahami konvergensi sebagai kolaborasi media yang kurang maksimal perlu adanya pendekatan untuk mengetahui permasalahan yang ada pada media cetak dan penyiaran serta media daring

Selain itu, terdapat juga kebiasaan orang melakukan trend dalam mengakses berita, masalah yang dihadapi sesorang dalam mengakses berita dan juga kunci dalam memahami kompetensi budaya dalam memahami media.

Menurut Deuze, 2003(dalam Widodo, 2020. h. 28) Terdapat empat trend yang biasa dilakukan dalam mengakses berita, dua masalah dalam mengakses berita dan dua kunci pemahaman kompetensi budaya dalam pengguna media.

Trend yang dilakukan :

  • Membaca
  • Menonton
  • Mendengarkan
  • Multitasking 

Masalah yang dihadapi :

  • Pengguna media sulit mengakses.
  • Pengguna media berharap media turut ambil bagian dalam membentuk sebuah makna, informasi dan experience.

Kunci pemahaman kompetensi budaya dalam pengguna media

  • Secara multitasking, pengguna media lebih mengutamakan kebahagiaannya dalam konsumsi konten yang ditawarkan oleh media.
  • Aktif dalam proses kegiatan jurnalistik sesuai permintaan konteks dan cara pandang beragam topik yang diminati.

Daftar Pustaka

Widodo, Y. (2020). Buku Ajar: Jurnalisme Multimedia. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Adzkia, A. R. (2015). Praktik Multimedia dalam Jurnalisme Online di Indonesia (Kajian praktik wartawan multimedia di cnnindonesia. com, rappler. com, dan tribunnews. com. Jurnal Komunikasi, 10(1), 41-53.

Nurul, H. (2014). Jurnalisme Multimedia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun