Mohon tunggu...
Lody Purba
Lody Purba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Vinsensius Lodhewiek Purba

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Internet dan E-SIM dalam Mempermudah Konektivitas Internet

30 Agustus 2022   21:01 Diperbarui: 30 Agustus 2022   21:09 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada era saat ini, kita susah terlepas bahkan tak bisa lepas dari penggunaan internet, karena manusia dituntut akurat dan efesien waktu dengan menggunakan media bantu dalam mengerjakan dan menghubungkan berbagai aktivitas. 

Menurut (Yohanes Widodo, 2020) Interconnected Network atau kita biasa sebut dengan internet, merupakan jaringan komputer  yang tersambung dalam sistem dunia dengan menggunakan (TCP/IP) atau Internet Protocol Suite. 

Internet ini merupakan network of network atau jaringan dari jaringan yang meliputi jaringan publik, privat, akademik, pemerintah dan bisnis yang dihubungkan pada teknologi nirkabel, elektronik dan jaringan optik. Menurut Gani, A. G. (2020) 

Hal tersebut merupakan kegunaan internet yang menguntungkan seperti informasi mudah didapat dan murah dengan menggunakan berbagai aplikasi, mengurangi penggunaan kertas dan biaya distribusi seperti koran, majalah dan brosur, sebagai media promosi, komunikasi lebih interatif melalui email dan sebagai alat untuk research dan development.

Dikenal sebagai jaringan teknologi terbesar di dunia, semua orang di dunia dapat mengirimkan dan mengakses informasi menggunakan standar protocol internet (IP) yang hal tersebut semakin dipermudah karena adanya jaringan world wide web (www). Internet membawa sejarah yang begitu panjang hingga keberadaannya tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia. 

Lebih ringkasnya sejarah internet ini dilacak dari pembentukan badan ARPA di Amerika Serikat pada tahun 1969 yang kemudian membentuk jaringan komputer yang diberi nama ARPANET. Menurut (Yohanes Widodo, 2020) ARPANET semakin berkembang di tahun 1970-an karena ditemukan koneksi yang sudah digunakan oleh kampus-kampus, hal tersebut juga merupakan faktor keberhasilan ARPANET dalam koneksi internasionalnya yang pertama. 

Pada tahun 1980-an muncul virus yang membuat ARPANET ini mengalami kemunduran, dan pada tahun 1990-an ARPANET ini akhirnya menghilang karena internet memiliki koneksi yang semakin luas dan akhirnya ditemukanlah ponsel internet yang memungkinkan memberi kemudahan kepada semua orang untuk terhubung secara aktif melalui internet. 

Pada tahun 1993, sebuah sistem komputer yang terhubung secara langsung ke jaringan internet harus memiliki nama domain dan alamat IP berupa simbol numerik dan format tertentu sebagai pengenal. Atas dasar itu, InterNIC didirikan untuk menjalankan layanan pendaftaran nama domain.

Akhirnya perkembangan internet berlangsung sangat pesat yang salah satu faktornya adalah perkembangan dari world wide web (www), yang dirancang oleh Tim Berners-Lee dan staf ahlinya di laboratorium Consell European Pour La Recherche Nuclaire (CERN) di Jeneva Swiss pada tahun 1991 yang kemudian dari situ muncul blog yang pertama kali digunakan oleh Salam Pax yang dari situ blog menjadi media efektif untuk menyampaikan informasi kepada khalayak dan tahun 2008 akhirnya media online dapat diakses menggunakan gadget, hingga kini media online berkembang dan berinovasi menciptakan media sosial agar pengguna internet dipermudah dalam mengakses informasi.

Sejak masa itu hingga saat ini, jaringan internet terus mengalami kemajuan. Tidak hanya menghubungkan komputer saja, sekarang jaringan internet adalah bagian dari sarana komunikasi untuk mengkoneksikan berbagai macam gawai dengan teknologi canggih.

Adanya internet kita bisa mengakses berbagai variasi tipe informasi dengan lebih mudah. Menurut (Yohanes Widodo, 2020) internet memiliki beberapa keunggulan yaitu konektivitas akses data dan informasi yang sangat luas, tak mengenal ruang dan waktu, lebih cepat dan efisien, memberikan kenyamanan yang tidak perlu izin dari berbagai instansi, biaya relatif lebih murah dan lebih interaktif dan fleksibel dalam penggunaannya.

Dalam penggunaan internet sehari-hari tentu kita sering menggunakan handphone atau smartphone sebagai device nya karena ukurannya yang kecil yang memungkinkan kita bisa mudah membawanya kemana-mana. Namun agar smartphone ini bisa terhubung internet kita perlu adanya Subscriber Identity Module Card atau biasa disebut SIMcard. 

Sebenarnya banyak cara agar ponsel kita dapat terhubung ke internet yaitu dengan menggunakan wifi namun, kita terkendala dalam ruang yang mengharuskan kita pergi ketempat yang menyediakan jaringan nirkabel wifi tersebut.

SIM Card adalah kartu fisik standar yang penggunaannya dimasukkan ke dalam ponsel. Bentuknya semakin kecil, kini yang umum dipakai banyak ponsel adalah nanoSIM. SIM Card memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya. Lebih simple adalah salah satu kekuatan SIM Card yang sekaligus menjadi titik kelemahannya.

Selain untuk menghubungkan ponsel dengan jaringan operator, SIM Card tidak punya manfaat lain di luar probabilitasnya. Ukurannya yang sangat kecil mampu mempermudah pengguna ketika pindah perangkat ponsel karena bisa dilakukan sendiri dan tidak perlu melibatkan operator.

Tetapi pada tahun 2020 ini, inovasi dari teknologi yang kian maju bahkan dapat menghilangkan wujud fisik dari SIM Card yang notabenenya sudah berukuran nano tersebut kini SIM Card dapat digunakan tanpa perlu disentuh secara fisik. Terdengar agak mustahil, tetapi teknologi ini sudah dikembangkan bahkan sudah tersedia di Indonesia. 

Dikenal dengan sebutan E-SIM atau embendded SIM  memudahkan kita mempunyai nomor telefon sekaligus konektivitas internet tanpa perlu repot untuk membongkar pasang SIM Card kita lagi. Cukup dengan sekali memindai barcode, kita bisa mempunyai kartu sim dan dapat mengaktifkan internet di handphone kita. 

E-SIM juga memudahkan kita ketika kita bepergian keluar negeri, karena kita bisa dengan mudah menambahkan nomor dari negara lain dan juga E-SIM ini tidak bisa diretas seperti SIM fisik pada umumnya karena E-SIM memiliki firewall yang harus ditembus oleh peretas agar dapat mengontrol dan mengakses data-data yang tersedia selain itu E-SIM mudah dilacak atau ditemukan keberadaannya karena dengan teknologinya, pihak provider dapat membantu melacak lokasi terakhir E-SIM.

Gani, A. G. (2020). SEJARAH dan PERKEMBANGAN INTERNET DI INDONESIA. JURNAL MITRA MANAJEMEN, 5(2).

Yohanes Widodo, M. (2020). Jurnalisme Multimedia. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun