* Meningkatkan permintaan akan layanan kesehatan
* Memperkuat pengetahuan, sikap, dan perilaku
* Menolak mitos dan kesalahpahaman
* Membantu menggabungkan hubungan organisasi
* Advokat untuk masalah kesehatan atau kelompok populasi
Komunikasi yang buruk memiliki dampak yang sangat negatif terhadap hasil (a) penyakit kronis termasuk diabetes dan hipertensi, (b) penyakit akut, termasuk pengendalian nyeri, dan lama tinggal di rumah sakit, dan (c) penyakit jiwa seperti depresi dan skizofrenia. Perbaikan dalam komunikasi di rangkaian layanan kesehatan, selalu menghasilkan hasil kesehatan yang lebih baik. Selanjutnya, perubahan ini dapat berkontribusi pada keadilan yang lebih besar dalam kesehatan dan perawatan kesehatan untuk populasi ras, etnis, sosio-ekonomi, pendidikan dan minoritas. Komunikasi yang lebih baik dapat menyebabkan perbaikan dalam pencegahan dan motivasi untuk perubahan perilaku.
Pentingnya Komunikasi pada Komunikasi Kesehatan
Keyakinan yang luas walau terkesan cacat adalah bahwa orang miskin nan rentan tidak peduli dengan kesehatan dan kesejahteraan akan mereka. Hal ini berakibat pada perilaku pencarian kesehatan yang buruk dan meningkatnya kerentanan terhadap penyakit. Berlawanan dengan kepercayaan ini, populasi miskin atau memiliki risiko sebenarnya sangat diinvestasikan dalam kesehatan mereka. Mereka juga menyerap dan menghargai informasi kesehatan yang relevan dengan mereka, melihat resiko penyakit yang besar tertuju pada mereka. Hal ini bergantung pada seberapa efektif informasi ini dikomunikasikan kepada mereka. Nilai, aspirasi, gaya hidup dan lingkungan mereka mempengaruhi proses komunikasi. Lingkungan antara kondisi politik, sosial dan ekonomi mempengaruhi penerimaan dan interpretasi pesan.
Apa artinya ini? Populasi rentan seperti masyarakat lainnya menuntut usaha dan pengertian. Mereka mendiskriminasi konsumen informasi dan mudah bosan dengan pesan bertele-tele, didaktik dan membosankan. Mereka menuntut, seperti semua konsumen, bahwa pesan terhubung dengan mereka dan baru kemudian mereka akan terhubung dengan pesan tersebut.
Namun, pembuat kebijakan dan perencana program jarang melihat keterlibatan orang-orang yang paling rentan alam masalah perilaku pencegahan dan pencarian kesehatan sebagai prioritas. Kelalaian terhadap komunikasi kesehatan adalah hasil pendekatan medis yang terlalu banyak dilakukan untuk kesehatan dimana fokusnya adalah untuk merawat pasien namun tidak untuk mencegah penyakit ini. Asumsinya yang mendasar adalah bahwa individu tersebut tidak mampu dalam perilaku mencari sehat. Dengan demikian, pasien tersudut pada pilihan yang dibuat mengenai kesehatan mereka oleh sekelompok dokter.
Ketidakpedulian di antara petugas kesehatan masyarakat tentang komunikasi kesehatan bukanlah satu-satunya alasan untuk komunikasi kesehatan yang buruk. Kegiatan ini diawasi bukan oleh profesional komunikasi namun oleh dokter yang memahami dan tidak mengetahui komunikasi kesehatan. Apalagi pesan kesehatan dipandang sebagai aspek lembut dari program kesehatan masyarakat. Dokter 'asli' enggan melakukan komunikasi kesehatan. Mereka lebih menyukai pasien yang sakit terus menerus demi pendapatan. Otoritas kesehatan masyarakat perlu memahami bahwa jika kita mengharapkan orang mengubah pilihan gaya hidup, kita perlu melibatkan mereka dengan pesan kesehatan yang persuasif. Jelas, ini adalah pekerjaan profesional komunikasi bukan dokter. Disinilah pentingnya keberadaan komunikasi pada komunikasi kesehatan.